-->

Thursday, June 11, 2015

-tidak ada judul-

Posted by Firda at 10:55 PM
“Jangan ambil kalungku!”

“Halaah! Kalung gembel aja masih disimpen.”

“Kalau kamu ambil kalungku, aku pukul kamu!”

“Hahahaha... aku nggak takut,”

“Hiks... hiks...”

“Cengeng!”

“.....”

“Tuh sebagai gantinya,”

‘Shara. Nama yang cantik. Semoga kita ketemu lagi nanti. Kalau kita ketemu lagi, berarti kita jodoh. Hahahaha.’

**

Sambil meneguk minum, Keisha mendengarkan celotehan sahabatnya. Sesekali, ia berkomentar pedas.

“Kei, tadi gue tatap – tatapan lama banget sama doi. Gila! Deg – deg-an parah gue!”

“Yah, gagal move on deh.” Ledek Keisha.

“Capek gue, Kei. Ditarik ulur terus sama doi. Berasa layangan.”

“Udah tinggal tembak aja rempong amat.”

“Pe’a! Gue nggak senekat itu kali!”

“Kan emansipasi, Shil.”

“Ogah!”

Keisha terus – terusan memaksa Shilla, temannya, untuk menyatakan perasaannya. Namun, kata ketus-lah yang didapat Keisha.

Keisha dan Shilla merupakan teman dekat. Mereka kenal karena suatu kegiatan pasca MOPDB kemarin.

“Sha! Pinjem pulpen dong!”

Keisha menoleh ke sumber suara, “Nih!” sambil mengulurkan pulpennya.

Shilla menatap Keisha kesal. “Kok doi minjem ke elo?!”

“.....entah. Pulpen doang elah.”

**

“Eh! Pada mau ke Puncak nggak buat acara akhir semester?”

“MAUUU!”

“JANGAN MAHAL  - MAHAL!”

“GRATIS YA!”

“HASEEK!”

Suasana kelas Keisha menjadi ramai. Keisha sendiri heboh menanggapi usulan temannya. Dan teriakan Shilla-lah yang paling membahana, “GUE IKUUUUT!”

**

Tringg...

Si Cabai Shilla : Eh tadi katanya kelas kita kalahnya basketnya?

Yoi

Si Cabai Shilla : Pasti gara – gara gue gak nyemangatin doi deh HAHAHA. Eh siapa yang beliin minum doi-ku?

Audah. Peduli amat gue.

Si Cabai Shilla : Oh jadi ceritanya Juliet gak peduli lagi sama Romeo~

Ga danta lu, be.

Dan entah kenapa, Keisha merasa ada yang aneh pada dirinya. Ia takut, takut menyakiti hati seseorang.

Kapan gue bisa ketemu sama pemilik kalung ini?’

**

^    I will fly into your arms
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to you    ^

Anak - anak cowok sedang nyanyi - nyanyi. Mereka sama sekali tidak peduli apabila suara mereka menyebabkan polusi suara. 

Sementara anak ceweknya sedang bergosip ria.

“Gue nggak nyangka lho, kita beneran ke puncak,” gumam Keisha.

“Sama. Padahal gue sebagai pengurus hampir putus asa gara – gara yang ikut dikit. Tapi ternyata banyak banget.” Shilla terharu mendengarnya.


“Guys! Nanti malem bikin angket yuk! Kemaren anak cewe udah pada nyiapin, sekalian nanti barbeque-an.” Usul sang ketua kelas.

“YUHUUUU!”

Mereka sangat menikmati pemandangan puncak bersama – sama. Hampir sepanjang hari, Keisha dan teman sekelasnya memutari daerah bogor.

Malam hari pun tiba, tak di sangka bahwa ini merupakan pengalaman pertama Keisha menginap bersama teman – temannya. Jauh dari pengawasan orang tua.

Tengah malam, Keisha menuju dapur untuk membuat segelas susu. Ia tidak bisa tidur kalau nggak minum susu. Teman – teman ceweknya sudah terbang ke alam mimpi.

Keisha menuruni tangga sendirian. Di dapur, ia mulai menyibukan diri membuat susu.

“Keisha?”

Uhuk... Keisha tersedak karena dipanggil tiba – tiba. “Gila! Bikin jantungan aja lo, Za!”

“Ng... sorry, Kei.” Panik Reza. “Aduh, maap ya?” Reza memelas.

“Iye!”

Suasana jadi hening.

“Kok lo belum tidur?” tanya Reza.

“Harus minum susu dulu, hehehehe.” Keisha menyengir lebar. “Lo juga belum tidur, kenapa?”

“Nggak bisa tidur.”

“Kenapa?”

“Entah,”

“Mau susu? Gue biasanya kalo susah tidur slalu minum susu.” Tawar Keisha.

“Bolehdeh,” Reza mengamati Keisha yang sedang membuatkannya susu.

“Nih!” Reza menerima susu dari Keisha.

“Thanks, Kei!”

“Yo,”

Keadaan jadi hening lagi. Pandangan Reza berkeliaran ke segala arah. Matanya menelisuri desain interior ruangan ini. Sementara Keisha menikmati susu buatannya.

Tiba – tiba, tubuh Reza menegang. Matanya terpaku pada satu arah.

“Kei?”

“Ya?”

“Itu kalung siapa?”

“Oh ini?” Keisha melepas kalung yang tunjuk Reza.

“Iya, itu punya siapa?”

“Gue-lah!”

“Maksud gue dari siapa?”

Keisha pun bercerita asal kalung tersebut, “Entah, dulu gue dapet ini dari bocah cowok gitu. Dia ngambil paksa kalung gue. Terus gue dikasih kalung dia.”

Reza meraba lehernya. Lalu melepaskan sebuah kalung yang menggantung di leher Reza. Keisha tercengang melihat bandul kalung tersebut.

“Itu... itu... kalung gue kan?”

“Ya,”

“Berarti elo....”

“Ya,”

“....”

“Shara...”

Tatapan mata Keisha menggelap mengdengar panggilan tersebut.

**

The end.

0 comments:

Post a Comment

Jangan menggunakan kata-kata yang kasar.
Terima kasih.

 

Babynemooos Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea