-->

Thursday, February 13, 2014

Karya Ilmiah : Kalkulator Dikalangan Siswa

Posted by Firda at 6:13 PM 0 comments
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini yang berjudul “Upaya Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa” dengan sebaik mungkin.
Penulis ucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu guru Vivin Elviriana, M.Pd yang telah menuntun penulis selama proses penyusunan Karya Ilmiah ini.
2.      Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan materi dan moral.
3.      Teman-teman kelas IX.6 yang telah menyemangati penulis.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam menyajikan Karya Ilmiah ini. Atas kekurangan itu, penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca. Terima kasih.

Bekasi, Februari 2014
Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI                                                                                                             ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3  Tujuan.................................................................................................... 3
1.4 Metode................................................................................................... 3
1.5 Kegunaan............................................................................................... 4
1.6 Sistematika............................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN..................................... 6
2.1 Landasan Teori....................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Ketergantungan............................................................... 6
2.1.2 Pengertian Kalkulator....................................................................... 7
2.1.3 Pengertian Siswa............................................................................... 8
2.2 Pembahasan............................................................................................ 9
2.2.1 Sebab – Sebab Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa...... 9
2.2.2 Akibat Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa................. 10
2.2.3 Upaya Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator....................... 12
BAB III PENUTUP........................................................................................... 15
3.1  Kesimpulan..................................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada zaman modern ini, laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi begitu cepat, dan diperkirakan semakin pesat beberapa tahun ke depan. Semakin banyak para ahli menemukan/membuat penemuan baru. Salah satunya kalkulator. Kalian tentu sudah tidak asing lagi dengan alat yang bernama kalkulator. Apalagi di era yang serba berteknologi ini. Kalkulator adalah suatu alat berukuran relatif kecil namun memiliki manfaat yang sangat besar dalam melakukan perhitungan, baik perhitungan biasa, perhitungan akuntansi maupun perhitungan statistik. Kalkulator sudah tersebar di seluruh belahan dunia. Mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Di zaman sekarang, kalkulator sering digunakan para pelajar. Alat bantu belajar bernama kalkulator memang meringankan tugas siswa sekolah. Tetapi apabila selalu menggantungkan alat tersebut dalam setiap menyelesaikan soal-soal matematika, justru akan merusak kemandirian anak dalam berhitung. Berdasarkan sebuah survei penelitian, Weaver (1981) menyimpulkan: "... ketika kalkulator digunakan dalam berbagai cara diselidiki hingga saat ini seluruh kisaran agak lebar dari tingkatan kelas dan daerah konten, menunjukkan bukti bahwa kita tidak memiliki alasan untuk alarm atau prihatin tentang potensi efek berbahaya yang berhubungan dengan penggunaan kalkulator.. Hal ini terutama berlaku sehubungan dengan kinerja komputasi .... Jarang ada literatur penelitian yang begitu jelas dalam hal ini "(hal. 158).
Namun, Matematikawan asal Malaysia, Prof Dr Noraini Idris, berpendapat kalkulator memungkinkan mata pelajaran matematika kian menarik karena adanya dorongan interaksi untuk menyelesaikan permasalahan. Menurutnya, penggunaan kalkulator memberi kesempatan lebih beragam kepada anak untuk berinteraksi. Sebab mereka punya waktu ketika menggunakannya untuk menyelesaikan soal matematika ketimbang jika melakukan perhitungan secara manual.
Sedangkan menurut pakar pendidikan, Prof Dr Arief Rachman, ada bidang matematika yang tidak boleh dipelajari dengan bantuan kalkulator. Misalnya perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. ’’Materi ini dimaksudkan untuk melatih logika anak dalam berhitung. Jika diberi bantuan kalkulator, anak tidak akan bisa memahaminya dengan baik,’’ kata Arief.
Berdasarkan survei, seorang guru melaporkan bahwa 5% anak menggunakan kalkulator didalam pembelajaran Matematika setiap harinya. Dan 21% menggunakan kalkulator setiap minggunya. Menurut hasil tidak ada dampak negatif yang terlihat.
Sebenarnya kalkulator itu dapat berguna dengan baik apabila kita tahu cara penggunaanya. Tetapi kebanyakan anak malah menggunakannya salah jalur. Mereka terus – terus menerus menggunakan kalkulator itu. Dan akhirnya mereka bergantung pada kalkulator.
Tahukah kalian? Bahwa terlalu sering menggunakan kalkulator dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kita. Otak akan menjadi manja dan cepat lelah bila terlalu dipaksa untuk berpikir keras. Itu juga membuat kalian jadi malas. Ketergantungan anak pada kalkulator bisa menghambat sikap kritis, aktif, dan kreatif. Akhirnya tercetaklah sosok manusia berwawasan klise dalam berucap, bertindak, dan berbuat.
Maka dibuat Karya Ilmiah ini, sebagai penyadar para siswa, bahwa kalkulator akan membawa dampak buruk bagi kalian bila kalian tidak tahu aturan pemakaiannya.
1.2  Rumusan Masalah
Jika ditinjau dari latar belakang diatas, maka dapat di fokuskan masalah pada satu hal : Bagaimana cara menanggulangi ketergantuan kalkulator di kalangan siswa?
1.3  Tujuan
Sebenarnya, tujuan utama membuat Karya Ilmiah ini adalah dalam rangka memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Disamping itu penulis juga ingin melatih kemapuan kebahasaan penulis melalui penyusunan tiap bab dari Karya Ilmiah ini.
1.4  Metode
Adapun metode yang penulis gunakan adalah Metode Studi Pustaka. Yaitu, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari, membaca, mengkaji, dan menanalisis sumber- sumber yang penulis dapatkan dari media cetak, internet, buku, dan lain-lain.
1.5  Kegunaan
Kegunaan dari Karya Ilmiah yang penulis susun antara lain :
a.         Untuk menyadarkan para pelajar –dan orang tuanya-.
b.         Sebagai bahan contoh untuk pembuatan Kara Ilmiah lainnya.
1.6 Sistematika
Karya Ilmiah yang penulis susun, memiliki sistematika sebagai berikut :
a.         Penentuan tema   : Pendidikan
b.         Penentuan tujuan : Untuk memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.
c.         Pengumpulan bahan dan sumber : 1) Intenet
                                                                    2) Media Elektronik
                                                                    3) Dan lain-lain
d.         Penyusun kerangka :
1)         Kata pengantar
2)         Daftar isi
3)         Bab 1 : Pendahuluan (menjabarkan latar belakang dibutnya Karya Ilmiah ini, menjelaskan masalah yang menjadi fokus Karya Ilmiah ini, dan informasi lainnya mengenai susunan Karya Ilmiah ini).
4)         Bab 2 : Landasan teori dan Pembahasan (memaparkan landasan teori atas masalah pokok, sebab-akibat, dan upaya penanggulangan masalah tersebut).
5)         Bab 3 : Penutup (Memberi kesimpulan dari seluruh isi materi dan saran untuk pelajar dan orang tuanya).




BAB 2
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori
Mengenai materi ‘Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa’ ada beberapa landasan teorinya, yaitu pengertian ketergantungan, pengertian kalkulator, dan pengertian siswa. Berikut penjelasanya.
    2.1.1 Pengertian Ketergantungan
Indonesia adalah negara besar yang sangat berpotensi untuk mengkonsumsi berbagai teknologi. Sayangnya tingginya potensi konsumsi teknologi di Indonesia tidak diikuti degan tingginya penciptaan teknologi di dalam negeri, sebagian besar teknologi yang digunakan datang dari luar negeri. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya ketergantungan teknologi Indonesia terhadap teknologi dunia luar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 3, ketergantungan hampir sama dengan kecanduan. Yaitu gangguan otak kronis yang dapat melupakan hal-hal lain. Sifat selalu tergantung terhadap teknologi masa kini membuat kita selalu tidak percaya diri, manja, malas, dan lain-lain. Dan karena ketergantungan itu anak jadi tidak terbiasa melakukan sesuatu secara manual.
Jadi, ketergantungan merupakan suatu kebiasaan terhadap hal yang dianggap berlebihan.
    2.1.2 Pengertian Kalkulator
Kalkulator atau mesin kira merupakan sebuah peranti elektronik yang kecil dan murah yang digunakan untuk melakukan pengiraan aritmetik asas.
Sedangkan menurut Wikipedia, mesin hitung atau kalkulator adalah alat untuk menghitung dari perhitungan sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sampai kepada kalkulator sains yang dapat menghitung rumus matematika tertentu.
Penemu kalkulator pertama di dunia adalah Blaise Pascal. Ahli matematika dan sains dari Prancis itu berhasil membuat kalkulator roda numerik atau Pascaline. Alat tersebut menjadi cikal bakal kalkulator modern yang sering digunakan saat ini. Pada perkembangannya sekarang ini, kalkulator sering dimasukkan sebagai fungsi tambahan daripada komputer, handphone, bahkan sampai jam tangan.
Jadi kesimpulannya, kalkulator adalah sebuah alat hitung yang modern, simple dan mudah dibawa kemana – mana.
Kalkulator bila dilihat secara umum, penggunaan kalkulator mempunyai fungsi yang boleh disimpulkan seperti berikut :
1.      Memberi motivasi terhadap pembelajaran matematik secara mendalam dan berterusan;
2.      Membekalkan pelajar cara yang lebih mudah dan berkesan untuk membuat penyelesaian masalah;
3.      Membenarkan soalan yang lebih mencabar dan mendalam yang memerlukan diberikan kepada pelajar pada peringkat yanglebih awal;
4.      Pelajar berpeluang membuat penerokaan dan aplikasi yang lebih mendalam tentang topik - topik yang berkaitan;
5.      Membolehkan pelajar mensintesis jawapan melalui ramalan berdasarkan pola - pola yang diperhatikan;
6.      Menggalakkan murid menguasai saiz dan nilai nombor ( bijak nombor ).
Namun, ada juga dampak negatifnya, yaitu :
1.      Anak jadi malas
2.      Otak jadi tumpul
3.      Anak jadi tidak mengerti konsep Matematika
4.      Anak akan bergantung pada kalkulator
    2.1.3 Pengertian Siswa
Siswa/Siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
2.2 Pembahasan
    2.2.1 Sebab – Sebab Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa
Siswa yang terlalu bergantung pada kalkulator disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut.
a.       Tidak terbiasa sejak dini
Salah satu sebabnya adalah seorang anak yang tidak membiasakan dirinya menghitung secara manual sejak kecil dapat mengakibatkan bobroknya kemampuan berpikir anak. Dia tidak akan mau berpikir cara menyelesaikan persoalan tersebut karena tidak terbiasa. Hal itu terjadi juga karena faktor kurang perhatian dari orang tua.
b.      Orang tua yang tidak peduli
Kadang kala, orang tua lebih mementingkan dirinya sendiri dibanding memperhatikan perkembangan si anak. Hal itu membuat anak berada diarah yang salah.
c.       Guru yang tidak peduli pada siswa – siswi
Ada beberapa guru yang membiarkan siswa memakai kalkulator di kelas saat ada pelajaran perhitungan. Hal itu membuat siswa menjadi melunjak dan keseringan memakai kalkulator. Ada juga yang terus melanjutkan pelajaran, padahal si siswa belum mengerti di materi perhitungan sebelumnya. Maka dibutuhkan guru yang peduli dan disiplin.
d.      Tidak mengerti cara berhitung
Di Indonesia, masih banyak anak – anak yang belum mengerti cara menghitung. Seperti pembagian, perkalian, terkadang ada yang tidak tau langkah menghitungnya. Maka mereka lebih memilih menggunakan kalkulator.
e.       Jumlah angka yang terlalu besar
Akibat jumlah angka yang terlalu besar, si anak menjadi pusing duluan. Mereka langsung menyerah, tanpa mencobanya/membiasakannya untuk menghitung dulu. Ada yang mengatakan itu ribet, ada juga yang bilang kebanyakan angkanya, dan lain – lain.
f.       Tidak suka pelajaran menghitung seperti Matematika
Sebagian siswa ada yang membenci Matematika. Mereka sudah lebih dulu menganggap matematika itu sulit. Bikin otak pusing. Kebanyakan angka-angkalah. Maka mereka menggunakan kalkulator itu.
    2.2.2 Akibat Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa
Beberapa akibat dari ketergantungan kalkulator di kalangan siswa :
a.       Sulit mengerjakan soal UN
Siswa yang selalu menggunakan kalkulator ketika sedang berhitung, cenderung sulit ketika ia sedang UN. Karena didalam materi UN ada mata pelajaran berhitung, yaitu Matematika dan Fisika. Meski siswa itu hafal rumusnya, percuma saja bila kesehariannya selalu menggunakan kalkulator.
Mereka akan panik bila menghadapi angka – angka disoal tersebut. Karena tidak biasa menghitung manual. Sekalinya bisapun, mereka menghitung dengan lamban.
b.      Malas berpikir
Kalkulator mempunyai dampak buruk. Salah satunya, membuat anak tidak mau berpikir. Mereka tidak mau berpikir untuk mengerjakan soal-soal perhitungan tersebut. Karena ada yang bilang “Capek ah,” , ada juga yang bilang “Masih jaman ngitung manual, ada kalkulator kok gak digunain?”, dan lain-lain.
Sebenarnya, mereka bukan malas, namun terlalu dipengaruhi oleh kalkulator. Otak si anak sudah diracuni oleh alat tersebut. Sehingga otak menjadi tumpul.
c.       Anak jadi stres tanpa kalkulator
Menurut Wikipedia, Stres adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Seorang anak yang kebiasaan menggunakan kalkulator, ia bisa stres bila tak ada kalkulator yang membantunya saat mengerjakan tugas materibila tak ada kalkulator yang membantunya saat mengerjakan tugas materi berhitung. Akhirnya kalkulator membawa dampak negatif lagi bagi pengguna.
d.      Tidak percaya diri
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Seperti seorang anak yang dalam kesehariannya menggunakan kalkulator meski itu soal sederhana, akan menjadi tidak percaya diri karena takut salah. Sedikit – dikit takut. Itu sebabnya kalkulator harus diperhatikan dalam penggunaannya.
    2.2.3 Upaya Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator
Dibawah ini adalah cara menanggulangi ketergantungan kalkulator :
a.       Bimbingan belajar berhitung pakai sempoa
Pada tahun 1976 seorang pemikir sekaligus pakar dari Taiwan bernama Chen Shi Cung, mengadakan suatu riset dan kompilasi mengenai perhitungan sempoa. Sempoa mempunyai manfaat luar biasa, karena dalam pembelajaran sempoa anak akan menggunakan kedua belahan otak. Beberapa manfaatnya, antara lain :
a)      Dapat menghitung cepat di luar kepala, hasil yang dapat dilihat langsung dari belajar sempoa adalah anak    dapat menghitung cepat tanpa alat bantu. Setelah kurang lebih tiga bulan anak yang belajar sempoa masih menggunakan alat bantu sempoa. Setalah itu, si anak akan diajarkan menggunakan mental, yaitu membayangkan alat sempoa dalam pikiran saja.
b)      Dapat mengurangi rasa takut terhadap hitungan dan angka yang rumit, hal ini disebabkan si anak sudah terbiasa dengan angka-angka.
c)      Mengembangkan otak kanan dan otak kiri, selain berlatih berhitung cepat, dalam berhintung dengan mental anak akan membayangkan sempoa. Proses membayangkan sempoa inilah yang merangsang otak kanan bekerja.
d)     Meningkatkan kreativitas, hal ini berhubungan dengan perkembangan otak kanan anak. Dengan berkembangnya otak kanan tersebut diharapkan kreativitas dan imajinasi anak meningkat.
e)      Menstimulasi dan mengembangkan kemampuan berpikir analitis, dengan berkembangnya otak kiri, maka daya analisis anak pun akan meningkat.
f)       Meningkatkan daya ingat, dengan perangsangan otak kiri, maka daya kerjanya pun diharapkan akan meningkat sehingga kemampuan untuk mengingat yang dalam hal ini merupakan kerja otak kiri dapat meningkat pula.
Orang tua seharusnya memberi bimbingan pada si anak ketika belajar menghitung. Karena pada dasarnya, kalkulator dilarang dipakai di kalangan TK, SD, hingga SMP. Beri mereka cara menyelesaikan soal tersebut melalui sempoa.
b.      Dampingi siswa dalam pembelajaran
Ketika siswa dihadapi soal berhitung dampangi mereka. Ajarkan secara perlahan tanpa menggunakan kalkulator. Lama – kelamaan siswa itu akan menjadi terbiasa.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kalkulator merupakan alat hitung yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Namun, kalkulator membawa dampak baik dan juga buruk. Bila kalkulator digunakan dengan semestinya, kalkulator akan sangat berfungsi. Tetapi bila dilihat lebih dekat, banyak anak yang menggunakan kalkulator berlebihan.
Maka diperlukan bimbingan belajar bagi siswa yang tidak mengerti materi tersebut dan perhatian dari orang tua serta guru pengajar dikelas. Supaya kalkulator dapat berfungsi dengan baik lagi. Tanpa membawa dampak bagi siswa yang mengakibatkan ketergantungan kalkulator (Mental Kalkulator).
Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengajak orang tua menjauhkan anak dari kalkulator. Tetapi bagaimana menempatkannya secara proporsional melalui approach education. Jika anak sedang sakit kepala, kemudian harus mengerjakan soal matematika yang ditugaskan sekolah, tidak salah jika dibantu dengan kalkulator. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Sketsa di atas sekadar melukiskan, kandungan pengetahuan dalam proses jauh lebih penting ketimbang sekadar output-input. Walaupun belum merupakan barang siap pakai, ia bisa menjadi sumber referensi yang dahsyat untuk berkreasi, berimprovisasi, atau berinovasi. (Nasrullah Idris, dari Reformasi Sains Matematika Teknologi Bandung-32)
3.2 Saran
Beri latihan soal untuk melatih siswa dan dampingi siswa tersebut. Serta beri bimbingan belajar pada siswa-siswa.
Singkirkan kalkulator terlebih dahulu, ketika siswa sedang berlatih. Tapi, jangan sampai membuat siswa menjadi stres. Diajarkannya secara perlahan – lahan, sampai siswa benar – benar paham materi tersebut.
Maka dibutuhkan perhatian dari guru pengajar dikelas. Serta orang tua, karena itu merupakan hal yang terpenting. Suppaya orang tua mengetahui perkembangan anaknya.











DAFTAR PUSTAKA

http://ms.wikipedia.org/wiki/Mesin_kira (diakses pada 15 Januari 2014)
http://www.geocities.ws/fmurni/iaaron.html (diakses pada 13 Februari 2014)


Wednesday, February 12, 2014

Tuhan, Maha Adil

Posted by Firda at 9:08 PM 0 comments
Aku terduduk disalah satu kursi panjang yang ada di taman komplek rumahku. Aku terisak pelan sambil menadahkan air mata langit yang terus membasahi muka bumi ini dengan kedua telapak tanganku.

Tuhan adil? Hhh! Aku benar-benar ragu dengan kalimat 'itu'. Tuhan itu tidak adil! Kenapa aku tidak pernah merasakan bahagia? Kenapa aku selalu ada di posisi bawah? Apa aku tak pantas untuk bahagia? Apa salah aku? Kenapa Tuhan membiarkan aku sendiri didunia fana ini? Aku butuh teman. Teman berbagi. Tapi, rasanya itu mustahil. Teman 'itu' telah pergi. Dia sudah bahagia, dan meninggalkanku sendiri.

Aku muak dengan kehidupan ini. Semuanya semu. Tidak ada gunanya. Semuanya itu mati. Dimana Tuhan? Dimana? Kenapa Tuhan hanya diam saja melihat aku menderita? Katanya, Tuhan selalu ada dan menemani setiap umatnya yang sedang berduka. Tapi apa? Tuhan malah membiarkan aku sendiri.

Aku terus meracau dalam diam. Lidah ini terasa kelu. Sama sekali tak dapat digerakan. Tenggorokanku tercekat. Nafasku terus menderu. Aku ingin berteriak. Namun apa daya? Untuk berbicara pelan saja, aku tak punya tenaga. Aku terlalu lelah.

Tuhan, aku mohon. Temani aku. Peluklah aku. Aku butuh sandaran. Semuanya meninggalkan aku. Aku sendiri, Tuhan. Tuhan, bolehkan aku tidur walau hanya sebentar saja?

Dengan tegar, aku menatap langit yang terus mengeluarkan airnya. Sadarlah! Kau tidak sendiri! Ada langit diatas sana. Dia sama sepertimu. Dia sedang berduka. Mengeluarkan air beban sepuasnya. Kau tahu? Dia menutupi semua kesedihanmu. Dia menyamarkan air matamu ini. Lagi – lagi aku berteriak dalam hati.


Satu hal yang harus aku percaya dan yakini, Tuhan itu Maha Adil. Ada langit yang menemaniku disini.
 

Babynemooos Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea