-->

Saturday, June 13, 2015

Asbabun Nuzul

Posted by Firda at 9:38 AM
ASBABUN NUZUL 

Al – Hujurat (49) : 12

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS. 49:12)

Tafsir / Indonesia / Sebab turun / Surah Al Hujuraat 12
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (12)

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abu Mulaikah menceritakan, bahwa ketika penaklukan kota Mekah Bilal langsung naik ke atas Kabah kemudian mengumandangkan suara azan, sebagian orang-orang ada yang mengatakan, "Apakah hamba sahaya yang hitam ini berani azan di atas Kabah?" Sebagian dari mereka mengatakan, "Jika Allah murka, niscaya Dia akan mencegahnya." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan..." (Q.S. Al Hujurat, 13) Ibnu Asakir di dalam kitab Mubhamat mengatakan, "Aku telah menemukan di dalam manuskrip yang ditulis oleh Ibnu Basykuwal, bahwa Abu Bakar bin Abu Daud mengetengahkan sebuah hadis di dalam kitab tafsir yang ditulisnya, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Hindun.

Rasulullah saw. memerintahkan kepada Bani Bayyadhah supaya mereka mengawinkan Abu Hindun dengan seorang wanita dari kalangan mereka. Lalu mereka menjawab, "Wahai Rasulullah! Apakah pantas bila kami menikahkan anak-anak perempuan kami dengan bekas hamba sahaya kami?" Lalu turunlah ayat ini.

Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ayat ini (al-Hujurat: 12) turun berkenaan dengan Salman al Farisi yang bila selesai makan, suka terus tidur dan mendengkur. Pada waktu itu ada orang yang menggunjing perbuatannya. Maka turunlah ayat ini (al Hujurat: 12) yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan keaiban orang lain.
Pada ayat ini terdapat beberapa masalah yaitu:

1.      Firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka".
Menurut satu pendapat, ayat ini diturunkan tentang 2 orang sahabat Nabi SAW yang menggunjing seorang temannya. Peristiwa itu bermula dari kebiasaan Nabi SAW saat melakukan perjalanan, dimana Nabi selalu menggabungkan seorang lelaki miskin kepada dua orang lelaki kaya, dimana lelaki miskin ini bertugas untuk melayani mereka.

Dalam kasus ini, Nabi kemudian menggabungkan Salman kepada dua orang lelaki kaya. Pada saat 2 orang lelaki kaya tersebut lapar (tidak ada lauk maupun makanan yang dapat dimakan) maka mereka menyuruh Salman untuk meminta makan kepada Nabi SAW. Setelah bertemu Nabi, Nabi berkata kepada Salman, "Pergilah engkau kepada Usamah bin Zaid, katakanlah padanya, jika dia mempunyai sisa makanan, maka hendaklah dia memberikannya kepadamu"

Setelah bertemu dengan Usamah, beliau mengatakan bahwa beliau tidak memiliki apapun. Akhirnya Salman kembali kepada kedua lelaki kaya tersebut dan memberitahukan hal itu (tidak adanya makanan). Namun kedua lelaki tersebut berkata, "Sesungguhnya Usamah itu mempunyai sesuatu, tapi dia itu kikir" Selanjutnya mereka mengutus Salman ketempat sekelompok sahabat, namun Salman tidak menemukan apapun di tempat mereka.

Akhirnya kedua lelaki tersebut memata-matai Usamah untuk melihat apakah Usamah memiliki sesuatu atau tidak. Tindakan mereka ini akhirnya terlihat oleh Nabi SAW, dan Nabi bersabda, "Mengapa aku melihat daging segar di mulut kalian berdua?" Mereka berkata, "Wahai Nabi Allah, demi Allah, hari ini kami tidak makan daging atau yang lainnya." Nabi SAW bersabda, "Tapi, kalian sudah memakan daging Usamah dan Salman".

Maka turunlah ayat ini. "Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa".

2.       Dalam Shohih Al Bukhari dan Shahih Muslim terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, bahwa Nabi bersabda: "Janganlah kalian berprasangka (curiga), karena sesungguhnya prasangka itu pembicaraan yang paling dusta. Janganlah kalian saling mencari-cari berita atau mendengarkan aib orang, janganlah kalian mencari-cari keburukan orang, janganlah kalian saling menipu, janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membenci, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”

Al – Anfal (8) : 72

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 72
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (72)

(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah) yang dimaksud adalah kaum Muhajirin (dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman) kepada Nabi saw. (dan pertolongan) yang dimaksud adalah kaum Ansar (mereka itu satu sama lain lindung-melindungi) dalam hal saling tolong-menolong dan waris-mewarisi. (Dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tiada kewajiban atas kalian untuk melindungi mereka) dapat dibaca walaayatihim dan wilaayatihim (sedikit pun) oleh karenanya tidak ada saling waris-mewaris antara kalian dan mereka, dan mereka tidak berhak untuk mendapatkan bagian dari ganimah yang kalian peroleh (sebelum mereka berhijrah) akan tetapi ayat ini telah dinasakh oleh ayat yang terdapat dalam akhir surah Al-Anfaal ini. (Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan pembelaan agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan) kepada mereka dari gangguan orang-orang kafir (kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kalian dengan mereka) yakni ada perjanjian pertahanan bersama, maka kala itu janganlah kalian menolong mereka, karena akan merusak perjanjian yang telah kalian buat bersama dengan kaum itu. (Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan).

Isi kandungan Al-Anfal ayat:72

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan, mereka itu satu sama lain melindungi. Dan orang-oramg beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (8: 72)

Berbagai bentuk serangan, konspirasi, dan kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang musyrik Mekah telah menyebabkan Nabi dan sejumlah besar kaum Muslimin hijrah meninggalkan rumah dan kampung halaman mereka di Mekah menuju ke Madinah. Kelompok tersebut dalam sejarah Islam disebut dengan kaum Muhajirin. Sebagian warga Madinah yang telah beriman kepada Nabi Saw dan menerima kedatangan kaum Muhajirin disebut kaum Anshar. Guna menguatkan hubungan persaudaraan di antara kedua kelompok ini, Nabi Muhammad Saw menciptakan suatu perjanjian ikatan persaudaraan di antara meraka.

Ayat ini menyinggung ikatan perjanjian tersebut, yang telah menciptakan ikatan persahabatan yang kuat antara kaum Anshar dan Muhajirin. Ayat ini mengatakan, "Mereka yang tidak melakukan hijrah, dan lebih memilih tetap bertahan di Mekah untuk menjaga rumah dan keluarga mereka, tidak termasuk dalam perjanjian ikatan persaudaraan ini. Namun, sebagian dari mereka tidak bisa ikut berhijrah karena ditekan dan dihalangi oleh kaumnya. Apabila orang-orang ini meminta pertolongan kepadamu, engkau harus memberi pertolongan kepada mereka. Namun, jika orang-orang itu hidup di tengah-tengah kaum kafir yang telah menjalin perjanjian denganmu untuk tidak bermusuhan, engkau harus komitmen terhadap perjanjian itu."

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Berhijrah dari lingkungan kufur, syirik, dan dosa untuk menjaga agama dan melaksanakan tugas-tugas agama merupakan suatu perkara yang diharuskan.

2. Perjanjian dan perbatasan antara negara tidaklah menghalangi seorang muslim untuk melakukan tugas-tugas agamanya. Jika ada seorang muslim yang berada di negara lain dalam kondisi teraniaya dan meminta pertolongan kepada kita, kita sebagai saudara sesama muslim harus memberikan pertolongan kepadanya.

3. Berpegang teguh pada perjanjian yang telah dijalin, termasuk dengan kaum Kafir sekalipun, adalah sebuah keharusan, selama pihak lain juga komitmen terhadap janji mereka.

Al – Hujurat (49) : 10

Asbabun nuzul surat Al Hujurat ayat 10:
Ayat 10. “Sebenarnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu; dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat..” Al-Hujuraat ayat 10

Sebab-sebab turun (asbabun nuzul):
Pengajaran ayat:
Ayat ke-10 ini adalah lanjutan kepada ayat ke-9. Ayat ini menegaskan bahawa orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara. Orang-orang yang beriman sedar bahawa konsep persaudaraan (brotherhood) dalam Islam itu penting dan adalah sesuatu yang ‘integral’ kepada kekuatan ummah.

Ikatan persaudaraan dalam Islam haruslah diutamakan dan kedudukannya mestilah di atas ikatan-ikatan lainnya.

Ikatan persaudaraan dalam Islam adalah yang terbaik sifatnya yang merangkumi aspek kasih-sayang, tolong-menolong tanpa diskriminasi kelas, pangkat dan kedudukan juga tanpa tipu-menipu dan tindas-menindas.

Sabda Rasulullah (SAW) dalam beberapa buah hadis Baginda (SAW) mengenai persaudaraan:

Tolong menolong:
“Allah membantu hambaNya selama mana dia membantu saudaranya” (riwayat Muslim).
Dari Abu Musa Al-Asha’ri, Rasulullah (SAW) bersabda “Orang beriman itu ibarat sebuah bangunan, setiap satu menyokong yang lainnya” (riwayat Bukhari dan Muslim)

Kasih-sayang:
Dari Anas bin Malik, Rasulullah (SAW) bersabda “Tidak beriman (dengan iman yang sempurna) sesiapa di antara kamu sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya” (riwayat Bukhari dan Muslim).

Tidak tindas-menindas:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah (SAW) bersabda “Sesiapa yang menipu kita adalah bukan di kalangan kita (muslim yang benar beriman)” (riwayat Muslim).

Tidak berlama-lama dalam perselisihan faham:
Dari Abu Ayub Al-Ansari bahawa Rasulullah (SAW) bersabda: “Tidak boleh seorang muslim itu memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga malam dengan berpaling daripadanya bila bertemu, sesungguhnya yang terbaik antara keduanya adalah yang dahulu memberi salam” (riwayat Bukhari dan Muslim).

0 comments:

Post a Comment

Jangan menggunakan kata-kata yang kasar.
Terima kasih.

 

Babynemooos Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea