-->

Sunday, March 30, 2014

Cinta Monyetku?

Posted by Firda at 10:27 PM 0 comments
Juli, 2010

Huuhh... Liburan telah berakhir. Kini aku mulai bersekolah lagi. Aku senang karena sekarang aku naik ke kelas 6. Yeeaay! Bentar lagi ngerasain UN deh. Hahaha... Aku melangkah memasuki ruang kelas baruku ini. Ku amati keadaan sekitar. Masih sepi. Aku pun segera mencari bangku kosong. Yuhuuu... ada bangku nganggur tuh pojok hehe... batinku bersorak girang.

Seiring berjalannya waktu, kelas ini mulai ramai. Tiba – tiba orang disekitarku berteriak histeris.

“Ada apa sih, dam?” tanyaku sedikit berteriak pada Adam –teman kelasku dulu-.

“Ada pangerannya sekolah ini.” Jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari komik yang ia baca. Aku membeku. Pangeran sekolah? Dia masuk kelas ini? Apa aku bermimpi?

Aku tau dia siapa. Dia teman sekelasku sewaktu aku dibangku kelas 4. Aku pisah kelas ketika kelas 5. Dan sekarang? Rasanya seperti bermimpi. Aku sekelas dengannya –lagi-. Cinta monyetku.

Agustus, 2010

Sudah sebulan aku duduk dibelakangnya. Selama sebulan itu juga aku menghabiskan waktu memandangi tubuhnya yang atletis. Meskipun masih kelas 6, tapi anak dikelasku memang sebagian besar bongsor – bongsor. Menurut teman – temanku, hanya aku yang bertubuh mungil. Tinggiku sekitar 140 cm, sementara beratku 35. Rata – rata, temanku tingginya 150 cm. Haiiss... aku kadang minder sendiri.

Kriing... Kringg...

Bel pulang telah dibunyikan. Aku segera merapikan buku. Ami –si ketua kelas- mulai memimpin doa sebelum pulang. Selesai. Semua temanku berhamburan keluar. Dan... ah! Tinggal aku dan pangeran sekolah ini.

“Hai...”

Deg! Hei! Dia menyapaku. Aku segera tersadar dari keterkejutanku. “Hai juga,” balasku tersenyum canggung.

“Kamu Fika, kan? Teman kelas 4 ku dulu?”

“Hehehe... iya, Yo,”

Wah, dia tau namaku! Perutku serasa digelitiki oleh kupu – kupu cantik. Hari yang menyenangkan. Untuk pertama kalinya aku, berbicara dengannya. Dengan cinta monyetku.

November, 2010

Belakangan ini aku mulai dekat dengan Rio –si cinta monyetku-. Hampir setiap hari, kami selalu pergi ke kantin ataupun ke perpustakaan bersama. Dan setiap kali, ada belajar kelompok, kami juga memilih untuk bersama.

“Sekarang, ibu beri tugas kelompok maksimal 2 orang. Tugasnya tulis nama ilmiah tumbuhan disekitar sekolah ini. Waktunya 30 menit. Mulai dari sekarang!”

“Siap, Bu!”

Teman – temanku mulai keluar kelas bersama pasangannya masing – masing. Aku masih menyiapkan alat tulis. Kulihat Rio melangkah menghampiriku.

“Pika, ayo bareng!” ajaknya santai. Aku melotot.

“Riooo! Pake ‘ef’, bukan ‘pe’! Ish!” aku menggurutu kesal.

“Hehehe... maaf, Pi... eh Fika,” Rio mengancungkan jari telunjuk dan tengahnya ketika sadar aku seakan – akan ingin menerkamnya.

“Huh, yaudah yuk keluar.” Kami pun mulai mengerjakan tugas yang diberi bu Leli tadi.

April, 2011

Try Out, Ujian Sekolah, Ujian Praktek, dan ulangan – ulangan lainnya bertubi – tubi ‘menyerang’ kami. Aku hampir saja masuk rumah sakit karena terlalu belajar keras. Saat ini, aku tengah berbaring disofa ruang keluarga. Huh, tinggal menunggu UN saja sekarang.

“Mbak, kamu ganti baju dulu gih. Biar capenya juga ilang.” Ibuku menghampiriku sambil membelai rambut panjangku.

“Iya, Bu.” Aku mencium pipi ibuku sebelum beranjak kekamar mandi.

Ah iya, karena keluargaku keturunan orang jawa. Dan memang aku anak pertama, jadi aku dipanggil ‘mbak’ oleh keluargaku.

Matahari mulai tenggelam sedikit – sedikit. Tiba – tiba, ibuku mengetuk pintu kamarku.

“Mbak Fika, ada Rio tuh didepan. Katanya mau belajar bareng,”

Hah?! Astagfirullah! Aku  baru ingat, tadi sebelum pulang sekolah, aku dan Rio memang janjian belajar bersama. Aku langsung menyambar buku Matematika serta alat tulis. Huh! Untung gak ketiduran. “Iyaa, Bu.”

Aku menghampiri Rio yang berada di ruang tamu. Ku kira masih diluar. “Hai, Yo! Maaf lama, aku lupa tadi hehehe,” aku menyengir. “Kebiasaan kamu tuh!”

Deg! Tau darimana dia kalau aku pelupa? Aku terpaku menatapnya. “WOY!” Aku tersadar begitu Rio berteriak tepat ditelingaku. 

“Eh, iya. Ayo belajar,” Kami mulai seruis pada soal – soal dihadapan kami.

Mei, 2011

“Jadi, 5¼ dibagi 2½  sama dengan 21/4 dibagi 5/2, nah habis itu pecahan dibelakang tanda ‘bagi’ dibalik letak angkanya. Terus tanda baginya diubah jadi kali,” jelasku ke Rio. Rio mengangguk – angguk. Ku lanjutkan penjelasanku, “Jadinya, 21/4 dikali 2/5 sama dengan 42/20. Kemudian disederhanakan jadi 21/10. Ngerti?”

“Aku ngerti! Thanks, Fika cantik,” Rio mencubit kedua pipiku gemas. Aku hanya meringis saja. “Gak nyangka, senin besok udah UN aja. Bentar lagi kita semua pisah,” Aku tertunduk sedih mendengar lirihan Rio.

Juni, 2011

Ujian Nasional telah lama usai. Belakangan ini, aku jarang ngobrol bareng Rio. Jujur, aku sedih ketika mengetahui bahwa Rio sengaja menjauhiku. Aku tidak mengerti mengapa ia melakukan hal itu. Apa salah aku?

“Hai, Fika!” Aku mencari sumber suara tadi. Dan kudapati teman sekelasku senyum – senyum sendiri. “Ada apa, Bil?” tanyaku datar.

“Kamu tau? Ri-“

“Gak tau,” aku potong perkataan Billa. Billa manyun. “Ish! Jangan dipotong dulu!”

“Lah, tadikan kamu nanya ‘kamu tau’, ya aku jawab lah,” kataku polos.

“Hufff... dengar ya, Fika.” Aku mengangguk. Billa meneruskan perkataannya yang terputus, “Kemarin kan Rio SMS aku.” Aku menegang. Billa melirikku, “Terus ya kesempatan  aku tanya – tanya, kenapa kalian agak menjauh gitu. Dia akhirnya curhat sama aku. Dia bilang, dia sayang sama kamu. Dia gak siap kalo harus pisah nanti.”

Jderrr!  Aku tercekat mendengarnya. Rio, cinta monyetku, sayang sama aku. Aku lemas sekali. Billa masih terus menggodaiku. Aku hanya diam. Tiba – tiba, Rio lewat didepan kami –aku dan Billa-. Aku tau dia melihatku yang diam layaknya sebuah patung. Aku merasa tubuhku terhuyung kedepan. Ah sial! Ternyata aku didorong Billa mendekati Rio. Kulihat Rio hanya tersenyum tipis, kemudian pergi. Saat itu juga pertahananku hancur. Aku buru – buru menghapus air mataku yang tiba – tiba mengalir. Billa segera memelukku. “Aku tau, kamu juga sayang Rio, kan?”

Januari, 2014

Waktu terus berjalan tanpa merasa lelah. Sudah hampir 3 tahun aku tidak bertemu dengannya. Terakhir ketika perpisahan SD itu. Sampai saat ini aku masih belum bisa melupakannya. Sekarang aku sudah duduk dibangku 3 SMP. Apa kabar kamu, Rio? Aku mendesah pelan.

Tok... Tok... Pintu kamarku terbuka, ada ibuku disana. “Mbak, temenin ke Mall yuk!”

“Oke, aku ganti baju dulu ya, Bu.” Ibu mengangguk dan segera berlalu.

Sesampainya di Mall, aku langsung menuju ke toko buku. Ibu ke toko kosmetik. Aku mulai mencari novel yang menarik menurutku. Tringg! Akhirnya novel yang kucari aku dapatkan -Love Command: The First Fall by Janice Nathania-. Tiba – tiba ada yang mengambil novel ini. Aku menoleh ke orang tersebut. Deg! Rio...

“Fika?” Aku tersenyum kikuk. Tanpa disangka, Rio memelukku begitu erat. “Aku kangen sama kamu, Fi.”



The End.

Thursday, February 13, 2014

Karya Ilmiah : Kalkulator Dikalangan Siswa

Posted by Firda at 6:13 PM 0 comments
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini yang berjudul “Upaya Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa” dengan sebaik mungkin.
Penulis ucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu guru Vivin Elviriana, M.Pd yang telah menuntun penulis selama proses penyusunan Karya Ilmiah ini.
2.      Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan materi dan moral.
3.      Teman-teman kelas IX.6 yang telah menyemangati penulis.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam menyajikan Karya Ilmiah ini. Atas kekurangan itu, penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca. Terima kasih.

Bekasi, Februari 2014
Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI                                                                                                             ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3  Tujuan.................................................................................................... 3
1.4 Metode................................................................................................... 3
1.5 Kegunaan............................................................................................... 4
1.6 Sistematika............................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN..................................... 6
2.1 Landasan Teori....................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Ketergantungan............................................................... 6
2.1.2 Pengertian Kalkulator....................................................................... 7
2.1.3 Pengertian Siswa............................................................................... 8
2.2 Pembahasan............................................................................................ 9
2.2.1 Sebab – Sebab Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa...... 9
2.2.2 Akibat Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa................. 10
2.2.3 Upaya Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator....................... 12
BAB III PENUTUP........................................................................................... 15
3.1  Kesimpulan..................................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada zaman modern ini, laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi begitu cepat, dan diperkirakan semakin pesat beberapa tahun ke depan. Semakin banyak para ahli menemukan/membuat penemuan baru. Salah satunya kalkulator. Kalian tentu sudah tidak asing lagi dengan alat yang bernama kalkulator. Apalagi di era yang serba berteknologi ini. Kalkulator adalah suatu alat berukuran relatif kecil namun memiliki manfaat yang sangat besar dalam melakukan perhitungan, baik perhitungan biasa, perhitungan akuntansi maupun perhitungan statistik. Kalkulator sudah tersebar di seluruh belahan dunia. Mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Di zaman sekarang, kalkulator sering digunakan para pelajar. Alat bantu belajar bernama kalkulator memang meringankan tugas siswa sekolah. Tetapi apabila selalu menggantungkan alat tersebut dalam setiap menyelesaikan soal-soal matematika, justru akan merusak kemandirian anak dalam berhitung. Berdasarkan sebuah survei penelitian, Weaver (1981) menyimpulkan: "... ketika kalkulator digunakan dalam berbagai cara diselidiki hingga saat ini seluruh kisaran agak lebar dari tingkatan kelas dan daerah konten, menunjukkan bukti bahwa kita tidak memiliki alasan untuk alarm atau prihatin tentang potensi efek berbahaya yang berhubungan dengan penggunaan kalkulator.. Hal ini terutama berlaku sehubungan dengan kinerja komputasi .... Jarang ada literatur penelitian yang begitu jelas dalam hal ini "(hal. 158).
Namun, Matematikawan asal Malaysia, Prof Dr Noraini Idris, berpendapat kalkulator memungkinkan mata pelajaran matematika kian menarik karena adanya dorongan interaksi untuk menyelesaikan permasalahan. Menurutnya, penggunaan kalkulator memberi kesempatan lebih beragam kepada anak untuk berinteraksi. Sebab mereka punya waktu ketika menggunakannya untuk menyelesaikan soal matematika ketimbang jika melakukan perhitungan secara manual.
Sedangkan menurut pakar pendidikan, Prof Dr Arief Rachman, ada bidang matematika yang tidak boleh dipelajari dengan bantuan kalkulator. Misalnya perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. ’’Materi ini dimaksudkan untuk melatih logika anak dalam berhitung. Jika diberi bantuan kalkulator, anak tidak akan bisa memahaminya dengan baik,’’ kata Arief.
Berdasarkan survei, seorang guru melaporkan bahwa 5% anak menggunakan kalkulator didalam pembelajaran Matematika setiap harinya. Dan 21% menggunakan kalkulator setiap minggunya. Menurut hasil tidak ada dampak negatif yang terlihat.
Sebenarnya kalkulator itu dapat berguna dengan baik apabila kita tahu cara penggunaanya. Tetapi kebanyakan anak malah menggunakannya salah jalur. Mereka terus – terus menerus menggunakan kalkulator itu. Dan akhirnya mereka bergantung pada kalkulator.
Tahukah kalian? Bahwa terlalu sering menggunakan kalkulator dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kita. Otak akan menjadi manja dan cepat lelah bila terlalu dipaksa untuk berpikir keras. Itu juga membuat kalian jadi malas. Ketergantungan anak pada kalkulator bisa menghambat sikap kritis, aktif, dan kreatif. Akhirnya tercetaklah sosok manusia berwawasan klise dalam berucap, bertindak, dan berbuat.
Maka dibuat Karya Ilmiah ini, sebagai penyadar para siswa, bahwa kalkulator akan membawa dampak buruk bagi kalian bila kalian tidak tahu aturan pemakaiannya.
1.2  Rumusan Masalah
Jika ditinjau dari latar belakang diatas, maka dapat di fokuskan masalah pada satu hal : Bagaimana cara menanggulangi ketergantuan kalkulator di kalangan siswa?
1.3  Tujuan
Sebenarnya, tujuan utama membuat Karya Ilmiah ini adalah dalam rangka memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Disamping itu penulis juga ingin melatih kemapuan kebahasaan penulis melalui penyusunan tiap bab dari Karya Ilmiah ini.
1.4  Metode
Adapun metode yang penulis gunakan adalah Metode Studi Pustaka. Yaitu, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari, membaca, mengkaji, dan menanalisis sumber- sumber yang penulis dapatkan dari media cetak, internet, buku, dan lain-lain.
1.5  Kegunaan
Kegunaan dari Karya Ilmiah yang penulis susun antara lain :
a.         Untuk menyadarkan para pelajar –dan orang tuanya-.
b.         Sebagai bahan contoh untuk pembuatan Kara Ilmiah lainnya.
1.6 Sistematika
Karya Ilmiah yang penulis susun, memiliki sistematika sebagai berikut :
a.         Penentuan tema   : Pendidikan
b.         Penentuan tujuan : Untuk memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.
c.         Pengumpulan bahan dan sumber : 1) Intenet
                                                                    2) Media Elektronik
                                                                    3) Dan lain-lain
d.         Penyusun kerangka :
1)         Kata pengantar
2)         Daftar isi
3)         Bab 1 : Pendahuluan (menjabarkan latar belakang dibutnya Karya Ilmiah ini, menjelaskan masalah yang menjadi fokus Karya Ilmiah ini, dan informasi lainnya mengenai susunan Karya Ilmiah ini).
4)         Bab 2 : Landasan teori dan Pembahasan (memaparkan landasan teori atas masalah pokok, sebab-akibat, dan upaya penanggulangan masalah tersebut).
5)         Bab 3 : Penutup (Memberi kesimpulan dari seluruh isi materi dan saran untuk pelajar dan orang tuanya).




BAB 2
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori
Mengenai materi ‘Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa’ ada beberapa landasan teorinya, yaitu pengertian ketergantungan, pengertian kalkulator, dan pengertian siswa. Berikut penjelasanya.
    2.1.1 Pengertian Ketergantungan
Indonesia adalah negara besar yang sangat berpotensi untuk mengkonsumsi berbagai teknologi. Sayangnya tingginya potensi konsumsi teknologi di Indonesia tidak diikuti degan tingginya penciptaan teknologi di dalam negeri, sebagian besar teknologi yang digunakan datang dari luar negeri. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya ketergantungan teknologi Indonesia terhadap teknologi dunia luar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 3, ketergantungan hampir sama dengan kecanduan. Yaitu gangguan otak kronis yang dapat melupakan hal-hal lain. Sifat selalu tergantung terhadap teknologi masa kini membuat kita selalu tidak percaya diri, manja, malas, dan lain-lain. Dan karena ketergantungan itu anak jadi tidak terbiasa melakukan sesuatu secara manual.
Jadi, ketergantungan merupakan suatu kebiasaan terhadap hal yang dianggap berlebihan.
    2.1.2 Pengertian Kalkulator
Kalkulator atau mesin kira merupakan sebuah peranti elektronik yang kecil dan murah yang digunakan untuk melakukan pengiraan aritmetik asas.
Sedangkan menurut Wikipedia, mesin hitung atau kalkulator adalah alat untuk menghitung dari perhitungan sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sampai kepada kalkulator sains yang dapat menghitung rumus matematika tertentu.
Penemu kalkulator pertama di dunia adalah Blaise Pascal. Ahli matematika dan sains dari Prancis itu berhasil membuat kalkulator roda numerik atau Pascaline. Alat tersebut menjadi cikal bakal kalkulator modern yang sering digunakan saat ini. Pada perkembangannya sekarang ini, kalkulator sering dimasukkan sebagai fungsi tambahan daripada komputer, handphone, bahkan sampai jam tangan.
Jadi kesimpulannya, kalkulator adalah sebuah alat hitung yang modern, simple dan mudah dibawa kemana – mana.
Kalkulator bila dilihat secara umum, penggunaan kalkulator mempunyai fungsi yang boleh disimpulkan seperti berikut :
1.      Memberi motivasi terhadap pembelajaran matematik secara mendalam dan berterusan;
2.      Membekalkan pelajar cara yang lebih mudah dan berkesan untuk membuat penyelesaian masalah;
3.      Membenarkan soalan yang lebih mencabar dan mendalam yang memerlukan diberikan kepada pelajar pada peringkat yanglebih awal;
4.      Pelajar berpeluang membuat penerokaan dan aplikasi yang lebih mendalam tentang topik - topik yang berkaitan;
5.      Membolehkan pelajar mensintesis jawapan melalui ramalan berdasarkan pola - pola yang diperhatikan;
6.      Menggalakkan murid menguasai saiz dan nilai nombor ( bijak nombor ).
Namun, ada juga dampak negatifnya, yaitu :
1.      Anak jadi malas
2.      Otak jadi tumpul
3.      Anak jadi tidak mengerti konsep Matematika
4.      Anak akan bergantung pada kalkulator
    2.1.3 Pengertian Siswa
Siswa/Siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
2.2 Pembahasan
    2.2.1 Sebab – Sebab Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa
Siswa yang terlalu bergantung pada kalkulator disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut.
a.       Tidak terbiasa sejak dini
Salah satu sebabnya adalah seorang anak yang tidak membiasakan dirinya menghitung secara manual sejak kecil dapat mengakibatkan bobroknya kemampuan berpikir anak. Dia tidak akan mau berpikir cara menyelesaikan persoalan tersebut karena tidak terbiasa. Hal itu terjadi juga karena faktor kurang perhatian dari orang tua.
b.      Orang tua yang tidak peduli
Kadang kala, orang tua lebih mementingkan dirinya sendiri dibanding memperhatikan perkembangan si anak. Hal itu membuat anak berada diarah yang salah.
c.       Guru yang tidak peduli pada siswa – siswi
Ada beberapa guru yang membiarkan siswa memakai kalkulator di kelas saat ada pelajaran perhitungan. Hal itu membuat siswa menjadi melunjak dan keseringan memakai kalkulator. Ada juga yang terus melanjutkan pelajaran, padahal si siswa belum mengerti di materi perhitungan sebelumnya. Maka dibutuhkan guru yang peduli dan disiplin.
d.      Tidak mengerti cara berhitung
Di Indonesia, masih banyak anak – anak yang belum mengerti cara menghitung. Seperti pembagian, perkalian, terkadang ada yang tidak tau langkah menghitungnya. Maka mereka lebih memilih menggunakan kalkulator.
e.       Jumlah angka yang terlalu besar
Akibat jumlah angka yang terlalu besar, si anak menjadi pusing duluan. Mereka langsung menyerah, tanpa mencobanya/membiasakannya untuk menghitung dulu. Ada yang mengatakan itu ribet, ada juga yang bilang kebanyakan angkanya, dan lain – lain.
f.       Tidak suka pelajaran menghitung seperti Matematika
Sebagian siswa ada yang membenci Matematika. Mereka sudah lebih dulu menganggap matematika itu sulit. Bikin otak pusing. Kebanyakan angka-angkalah. Maka mereka menggunakan kalkulator itu.
    2.2.2 Akibat Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa
Beberapa akibat dari ketergantungan kalkulator di kalangan siswa :
a.       Sulit mengerjakan soal UN
Siswa yang selalu menggunakan kalkulator ketika sedang berhitung, cenderung sulit ketika ia sedang UN. Karena didalam materi UN ada mata pelajaran berhitung, yaitu Matematika dan Fisika. Meski siswa itu hafal rumusnya, percuma saja bila kesehariannya selalu menggunakan kalkulator.
Mereka akan panik bila menghadapi angka – angka disoal tersebut. Karena tidak biasa menghitung manual. Sekalinya bisapun, mereka menghitung dengan lamban.
b.      Malas berpikir
Kalkulator mempunyai dampak buruk. Salah satunya, membuat anak tidak mau berpikir. Mereka tidak mau berpikir untuk mengerjakan soal-soal perhitungan tersebut. Karena ada yang bilang “Capek ah,” , ada juga yang bilang “Masih jaman ngitung manual, ada kalkulator kok gak digunain?”, dan lain-lain.
Sebenarnya, mereka bukan malas, namun terlalu dipengaruhi oleh kalkulator. Otak si anak sudah diracuni oleh alat tersebut. Sehingga otak menjadi tumpul.
c.       Anak jadi stres tanpa kalkulator
Menurut Wikipedia, Stres adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Seorang anak yang kebiasaan menggunakan kalkulator, ia bisa stres bila tak ada kalkulator yang membantunya saat mengerjakan tugas materibila tak ada kalkulator yang membantunya saat mengerjakan tugas materi berhitung. Akhirnya kalkulator membawa dampak negatif lagi bagi pengguna.
d.      Tidak percaya diri
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Seperti seorang anak yang dalam kesehariannya menggunakan kalkulator meski itu soal sederhana, akan menjadi tidak percaya diri karena takut salah. Sedikit – dikit takut. Itu sebabnya kalkulator harus diperhatikan dalam penggunaannya.
    2.2.3 Upaya Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator
Dibawah ini adalah cara menanggulangi ketergantungan kalkulator :
a.       Bimbingan belajar berhitung pakai sempoa
Pada tahun 1976 seorang pemikir sekaligus pakar dari Taiwan bernama Chen Shi Cung, mengadakan suatu riset dan kompilasi mengenai perhitungan sempoa. Sempoa mempunyai manfaat luar biasa, karena dalam pembelajaran sempoa anak akan menggunakan kedua belahan otak. Beberapa manfaatnya, antara lain :
a)      Dapat menghitung cepat di luar kepala, hasil yang dapat dilihat langsung dari belajar sempoa adalah anak    dapat menghitung cepat tanpa alat bantu. Setelah kurang lebih tiga bulan anak yang belajar sempoa masih menggunakan alat bantu sempoa. Setalah itu, si anak akan diajarkan menggunakan mental, yaitu membayangkan alat sempoa dalam pikiran saja.
b)      Dapat mengurangi rasa takut terhadap hitungan dan angka yang rumit, hal ini disebabkan si anak sudah terbiasa dengan angka-angka.
c)      Mengembangkan otak kanan dan otak kiri, selain berlatih berhitung cepat, dalam berhintung dengan mental anak akan membayangkan sempoa. Proses membayangkan sempoa inilah yang merangsang otak kanan bekerja.
d)     Meningkatkan kreativitas, hal ini berhubungan dengan perkembangan otak kanan anak. Dengan berkembangnya otak kanan tersebut diharapkan kreativitas dan imajinasi anak meningkat.
e)      Menstimulasi dan mengembangkan kemampuan berpikir analitis, dengan berkembangnya otak kiri, maka daya analisis anak pun akan meningkat.
f)       Meningkatkan daya ingat, dengan perangsangan otak kiri, maka daya kerjanya pun diharapkan akan meningkat sehingga kemampuan untuk mengingat yang dalam hal ini merupakan kerja otak kiri dapat meningkat pula.
Orang tua seharusnya memberi bimbingan pada si anak ketika belajar menghitung. Karena pada dasarnya, kalkulator dilarang dipakai di kalangan TK, SD, hingga SMP. Beri mereka cara menyelesaikan soal tersebut melalui sempoa.
b.      Dampingi siswa dalam pembelajaran
Ketika siswa dihadapi soal berhitung dampangi mereka. Ajarkan secara perlahan tanpa menggunakan kalkulator. Lama – kelamaan siswa itu akan menjadi terbiasa.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kalkulator merupakan alat hitung yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Namun, kalkulator membawa dampak baik dan juga buruk. Bila kalkulator digunakan dengan semestinya, kalkulator akan sangat berfungsi. Tetapi bila dilihat lebih dekat, banyak anak yang menggunakan kalkulator berlebihan.
Maka diperlukan bimbingan belajar bagi siswa yang tidak mengerti materi tersebut dan perhatian dari orang tua serta guru pengajar dikelas. Supaya kalkulator dapat berfungsi dengan baik lagi. Tanpa membawa dampak bagi siswa yang mengakibatkan ketergantungan kalkulator (Mental Kalkulator).
Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengajak orang tua menjauhkan anak dari kalkulator. Tetapi bagaimana menempatkannya secara proporsional melalui approach education. Jika anak sedang sakit kepala, kemudian harus mengerjakan soal matematika yang ditugaskan sekolah, tidak salah jika dibantu dengan kalkulator. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Sketsa di atas sekadar melukiskan, kandungan pengetahuan dalam proses jauh lebih penting ketimbang sekadar output-input. Walaupun belum merupakan barang siap pakai, ia bisa menjadi sumber referensi yang dahsyat untuk berkreasi, berimprovisasi, atau berinovasi. (Nasrullah Idris, dari Reformasi Sains Matematika Teknologi Bandung-32)
3.2 Saran
Beri latihan soal untuk melatih siswa dan dampingi siswa tersebut. Serta beri bimbingan belajar pada siswa-siswa.
Singkirkan kalkulator terlebih dahulu, ketika siswa sedang berlatih. Tapi, jangan sampai membuat siswa menjadi stres. Diajarkannya secara perlahan – lahan, sampai siswa benar – benar paham materi tersebut.
Maka dibutuhkan perhatian dari guru pengajar dikelas. Serta orang tua, karena itu merupakan hal yang terpenting. Suppaya orang tua mengetahui perkembangan anaknya.











DAFTAR PUSTAKA

http://ms.wikipedia.org/wiki/Mesin_kira (diakses pada 15 Januari 2014)
http://www.geocities.ws/fmurni/iaaron.html (diakses pada 13 Februari 2014)


Wednesday, February 12, 2014

Tuhan, Maha Adil

Posted by Firda at 9:08 PM 0 comments
Aku terduduk disalah satu kursi panjang yang ada di taman komplek rumahku. Aku terisak pelan sambil menadahkan air mata langit yang terus membasahi muka bumi ini dengan kedua telapak tanganku.

Tuhan adil? Hhh! Aku benar-benar ragu dengan kalimat 'itu'. Tuhan itu tidak adil! Kenapa aku tidak pernah merasakan bahagia? Kenapa aku selalu ada di posisi bawah? Apa aku tak pantas untuk bahagia? Apa salah aku? Kenapa Tuhan membiarkan aku sendiri didunia fana ini? Aku butuh teman. Teman berbagi. Tapi, rasanya itu mustahil. Teman 'itu' telah pergi. Dia sudah bahagia, dan meninggalkanku sendiri.

Aku muak dengan kehidupan ini. Semuanya semu. Tidak ada gunanya. Semuanya itu mati. Dimana Tuhan? Dimana? Kenapa Tuhan hanya diam saja melihat aku menderita? Katanya, Tuhan selalu ada dan menemani setiap umatnya yang sedang berduka. Tapi apa? Tuhan malah membiarkan aku sendiri.

Aku terus meracau dalam diam. Lidah ini terasa kelu. Sama sekali tak dapat digerakan. Tenggorokanku tercekat. Nafasku terus menderu. Aku ingin berteriak. Namun apa daya? Untuk berbicara pelan saja, aku tak punya tenaga. Aku terlalu lelah.

Tuhan, aku mohon. Temani aku. Peluklah aku. Aku butuh sandaran. Semuanya meninggalkan aku. Aku sendiri, Tuhan. Tuhan, bolehkan aku tidur walau hanya sebentar saja?

Dengan tegar, aku menatap langit yang terus mengeluarkan airnya. Sadarlah! Kau tidak sendiri! Ada langit diatas sana. Dia sama sepertimu. Dia sedang berduka. Mengeluarkan air beban sepuasnya. Kau tahu? Dia menutupi semua kesedihanmu. Dia menyamarkan air matamu ini. Lagi – lagi aku berteriak dalam hati.


Satu hal yang harus aku percaya dan yakini, Tuhan itu Maha Adil. Ada langit yang menemaniku disini.

Friday, January 24, 2014

Cerita Hujan

Posted by Firda at 9:48 PM 0 comments
Hujan kembali mengguyur kota Jakarta. Membuat genangan-genangan air yang tak beraturan. Seorang gadis SMA terus menghentakan kakinya kesal. Meruntuki hujan yang tak kunjung reda. Bajunya sudah basah akibat angin yang menerpa tubuhnya membawa bulir air hujan. Sambil menggosok-gosokan tangan ke tubuhnya menahan rasa dingin yang menyerangnya itu.

Jam pulang anak sekolah sudah dari 2jam yang lalu. Entah sampai kapan ia harus terus menunggu hujan reda di halte tempat ia berpijak. 

"Sial! Gara-gara Oik jadi kejebak hujan ginikan!" gerutunya kesal.

Ah iya. Dia terlambat pulang akibat ulah Oik. Karena di jam pelajaran sejarah tadi, Oik ketinggalan mencatat, jadilah dia menunggui Oik mencatat. Pasalnya, Oik itu adalah sahabatnya. Makanya dia rela nungguin Oik, supaya bisa pulang bareng juga. Namun apa daya, tiba-tiba Oik dijemput oleh kekasihnya. Dan akhirnya ia harus pulang sendiri seperti saat ini.

"Oik nyebelin! Hujan nyebelin! Semuanya nyebelin!" teriak gadis itu tak jelas. Ia tak peduli orang akan menganggapnya gila. Persetan orang gila.

"Berisik!" ujar seseorang tiba-tiba. Ia pun kaget, dengan cepat ia menoleh kesumber suara. Dan... GOSH! Dia tampan sekali! Disebelahnya ada seorang pemuda yang mencibirnya tadi. Pemuda berwajah seperti orang Korea, dengan mata hazel yang mampu menghipnotis kaum hawa, beperawakan tinggi atletis, dan berkulit putih. Ah sempurna... Tapi tunggu pemuda itu sama dengannya, masih mengenakan seragam sekolah. Wah jodoh nih. Ups... Haha.

"Kamu siapa?" tanya si gadis dengan wajah takut. Ya meskipun dia tampan -menurutnya-, tapi siapa tau dia berniat berbuat jahat. Eh tapi mana mungkin, pemuda itu kan pelajar, sama seperti dirinya.

"Gak usah takut. Aku gak gigit orang kok," bukannya menjawab, pemuda itu malah menggodanya.

"Ish! Siapa yang takut sama kamu?"

"Kamulah, siapa lagi yang ada disini selain aku sama kamu? Hahahaha," ledek si pemuda.

"Mmm... hujannya udah sedikit reda nih, aku anter pulang yuk!"

Oh My Allah, mimpi apa aku semalem. Dianterin pulang cowo ganteng gini pula! Wah... Wah... Wah... Dewa Fortuna lagi berpihak di gue nih. Hahaha.. bathin gadis itu bahagia. Dengan semangat, ia menganggukan kepala.

"Sip, bentar ya!" 

Pemuda itu berlari menyebrang jalan. Ia meminta kardus ke penjual pinggir jalan raya itu. Kemudian ia kembali ke halte tadi. "Ayo! Keburu deres lagi entar!" kata si pemuda.

Gadis itu mendekat kearahnya. Mereka berjalan berdua dengan berlindung dibawah kardus tadi. Keheningan sama sekali tak terjadi diantara mereka. Mereka justru saling bertanya satu sama lain mengenai diri masing-masing. Seperti...

"Ng... Rumahmu dimana?" tanya si gadis.

"Samping rumahmu," 

What?! Apa maksudnya? Ah sebentar... Di samping rumahku memang ada penghuni baru -kata mama-. Tapi gue sama sekali gak nyangka, bahwa dia adalah si 'penghuni itu'. Bathin si gadis terkejut.

"Jadi, kamu penghuni rumah sampingku itu?" dengan wajah shock pastinya.

"Bingo! Makanya jangan didalem rumah terus, jadi gak taukan punya tetangga tampan kaya aku." 

"Ng... hehehe," gadis itu menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. Ah... Dia salting.

Tak lama kemudian, mereka telah sampai di rumah si gadis itu.

"Makasih Ng...." gadis itu bingung melanjutkan ucapannya, lantaran ia tidak tahu nama pemuda dihadapannya.

Melihat gadis itu kebingungan, pemuda itu dengan gesit memberi tau namanya, "Cakka, aku Cakka." katanya disertai senyuman mautnya. 

Ah, ini seperti mimpi. Pertemuan dibawah naungan hujan itu membuatku berdebar tak karuan. Well, aku tak lagi membenci hujan. Karena sekarang, aku sangat mencintai hujan. Terima kasih, hujan. 

-Alyssa-


The End.





YEAYY ENDING^-^ aku tau ini aneh, dan banyak kata-kata yang kurang pas. HAHA tapi seperti biasa, sabodoamatlah~ 

Thursday, January 23, 2014

Akulah Dia

Posted by Firda at 9:57 PM 0 comments
Tak pernah berhenti
Mencari cinta
Selalu saja ada
Yang tak kamu suka

"Riiiiioooooooooo..." teriak seorang gadis yang menggema diseluruh sudut koridor. Yang di panggil hanya diam memasang wajah dingin tanpa menoleh ke sumber suara. Gadis itu pun menghampiri si Rio 'tadi'.

"Hai yo, ini aku bawain bekal buat kamu," kata gadis itu sambil menyodorkan kotak makanan dengan senyum yang mengembang. Rio menatap datar kotak makanan itu.

"Gue gak butuh makanan dari lo." balas Rio dingin dan langsung pergi meninggalkan gadis yang mematung akibat ucapannya.

Terlalu jauh
Engkau melihat
Coba rasakan yang ada di sekitarmu

Dengan airmata yang terus keluar bebas dari mata hazelnya, gadis itu berlari. Tak peduli dengan orang yang memakinya, akibat dia tabrak. 

Di taman ini sekarang ia berada. Sambil menatap kotak makanan -yang tadi ditolak Rio- dengan lirih. Tiba- tiba, ada sepasang tangan menyentuh pipinya. Menghapus airmatanya yang tak berhenti-henti. 

"Jangan nangis, Fy." kata seorang pemuda sipit berwajah oriental.

"Kenapa 'dia' selalu bersikap dingin sama aku sih, Vin?!" tanya Ify -gadis itu- dengan isakan yang tak kunjung mereda.

Alvin -pemuda sipit tadi- hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Ify, sambil mengacak-acak rambut Ify. "Udah ah, cengeng banget sih kamu. Cuma gara-gara cowo gak jelas aja nangis. Ke kantin yuk!" ajak Alvin. 

Ify cemberut, namun tetap berdiri mengikuti langkah Alvin. Ia menyatukan tangannya dengan tangan Alvin.

Sesungguhnya dia ada di dekatmu
Tapi kau tak pernah menyadari itu
Dia s'lalu menunggumu
Untuk nyatakan cinta

"Alviiiinnn, jangan habisin minuman aku dong! Huh!" ujar Ify kesal sambil menggembungkan kedua pipinya. Dengan gemas, Alvin mencubit kedua pipi itu, "Kamu lucu deh kalo ngambek. HAHA," Alvin langsung berlari keluar kantin.

"ALVVIIIIIIIIIIINNNNN!!" Ify pun segera mengejar Alvin. Tiba-tiba...

'Bruukk'

"Aduh..." rintih Ify kesakitan. Alvin yang menyadari akan ada 'bencana besar', menoleh ke sumber suara. Ia kaget melihat Ify terduduk dilantai sambil merintih.

"IFYYY," Alvin berlari kearah Ify dan menyejajarkan tubuhnya dengan Ify. 

"Yo! Lo jadi cowo gak punya hati banget sih! Bantuin kek!" bentak Alvin ke pemuda yang bertabrakan dengan Ify -Rio-. Rio hanya melengos pergi meninggalkan Alvin dan Ify. Alvin menatap punggung Rio tajam.

'Kalo aja bunuh orang gak dosa, udah gue bunuh lo dari dulu!' bathin Alvin kesal.

Kemudian, Alvin menggendong Ify ke UKS. Sesampai di UKS suasana hening mulai terjadi. Baik Ify maupun Alvin tak ada yang mulai pembicaraan. Alvin sibuk mengobati luka Ify, sementara Ify hanya menunduk berusaha menyembunyikan airmatanya.

"Kamu masih suka sama 'dia'?" Alvin mulai membuka suara. Ify hanya diam. Alvin tau, kalo Ify gak mungkin semudah itu melepas bayangan Rio dipikirannya. Alvin menghela napas. Lalu meninggalkan Ify seorang diri. Ify menatap lirih punggung Alvin yang mulai menghilang.

Disepanjang koridor Alvin memasang muka datar. Hanya satu tujuan dia. Menghajar Rio.

"RIOO! Keluar lo!" teriak Alvin ketika ia sampai didepan kelas Rio. Anak-anak perempuan dikelas itu hanya menunduk melihat wajah alvin yang sangar. Rio keluar dengan santai, seolah-olah tak ada apa-apa. "Ada ap-"

'BUGH'

Sebelum Rio menyelesaikan pertanyaannya, Alvin langsung menyerangnya. 

'BUGH'
'BUGH'
'BUGH'

Pukulan tiga kali berturut-turut menghempaskan tubuh Rio kelantai. Alvin memegang kerah baju Rio. Rio hanya diam, tak membalas perbuatan Alvin. Anak-anak perempuan hanya mampu memejamkan mata mereka.
"PENGECUT!" teriak Alvin tepat didepan muka Rio. Rio hanya tersenyum miring, kemudian...

'BUGH'

"YANG PENGECUT ITU ELO! BUKAN GUE! NGACA DONG!" Rio membalas perkataan Alvin tak kalah keras.

"MAKSUD LO APA?! HAH?!"

"Ck, MUNAFIK BANGET SIH LO! GUE TAU LO ITU SUKA KAN SAMA IFY?! DAN LO LAKUIN INI KARENA LO GAK MAU IFY GUE SAKITIN!" Rio terengah-engah dengan wajah penuh emosi.

"Denger ya, Vin. Lo harus lakuin apa yang seharusnya lo lakuin. Atau lo akan menyesal selamanya." Setelah berkata seperti itu, Rio berdiri dan menghampiri Sivia -pacarnya- dan pergi meninggalkan tempat kejadian. Tak tahukan Alvin? Bahwa Ify ada disana sedang memperhatikannya sedari tadi. Sebenarnya, salah satu anak perempuan di kelas Rio tadi langsung mencari Ify disegala sudut sekolah. Dan akhirnya menemukan Ify di UKS, kemudian langsung membawa Ify ke TKP.
Ify menghampiri Alvin yang tengah menunduk diantara kerumunan orang banyak. "Vin..." panggil Ify lirih. Alvin hanya diam. Ify membubarkan kerumunan orang banyak itu. Lalu mengajak Alvin ke taman sekolah. 

Sesungguhnya dia adalah diriku
Lebih dari sekedar teman dekatmu
Berhentilah mencari
Karna kau t'lah menemukannya

Keheningan kembali terjadi. Alvin hanya diam menahan sakit dipipinya akibat bogeman mentah dari Rio tadi. Ify memainkan jari-jarinya, memikirkan 'kata apa yang pas untuk bertanya pada Alvin soal masalah tadi'.

"Vin..." akhirnya Ify mengeluarkan suaranya. Dengan jantung yang berdebar-debar, Ify melanjutkan ucapannya yang terputus, "Vin... Apa bener yang dibilang Rio tadi?" 

"Ya," singkat memang, namun itu malah membuat Ify semakin tidak bisa berkutik lagi. 

"Fy,kamu tau? Sejak kita baru masuk SMA ini, aku memang sudah tertarik sama kamu. Pas aku deketin kamu, kamu malah suka sama Rio." Alvin berkata begitu lirih.

Ify hanya diam. Dia terlihat sangat shock mengetahui kenyataan seperti ini. Ify baru sadar, ternyata selama ini, perhatian Alvin lebih dari seorang sahabat. Ify juga baru menyadari, begitu kalapnya Alvin saat mendapati dirinya terjatuh sewaktu kejar-kejaran tadi. 

"Aku sayang sama kamu, Fy. Melebihi sayang sama diri aku sendiri. Aku rela sakit, cuma demi melihat kamu tersenyum." Alvin mengangkat kepalanya, memandangi wajah Ify.
“Aku sadar, aku mungkin gak sesempurna Rio. Gak sepintar Iel. Gak se-cute Ray. Gak se-cool Cakka. Tapi inilah aku, Fy. Apa adanya. Aku tau, aku ini pengecut, gak berani nyatain cinta ke kamu sedari dulu. Kamu tau, Fy? Hal yang paling menyakitkan buat aku adalah melihat kamu menangis.”

Ify segera memeluk Alvin dengan erat. Menenggelamkan wajahnya di dada Alvin yang  bidang. Alvin pun membalas pelukan Ify sama eratnya.

Bantu aku untuk mencintaimu, Vin...” Ify melepas pelukannya dan menatap pemuda sipit itu.  'Aku orang yang -akan- selalu ada buat kamu, Fy. Akulah Dia'.

Dia mungkin bukan
Manusia sempurna
Tapi dia selalu ada untukmu

Sesungguhnya dia ada di dekatmu
Tapi kau tak pernah menyadari itu
Dia s'lalu menunggumu
Untuk nyatakan cinta

Sesungguhnya dia adalah diriku
Lebih dari sekedar teman dekatmu
Berhentilah mencari
Karna kau t'lah menemukannya

Hanya dia yang t'lah mengenalmu
Dia kan s'lalu setia

Sesungguhnya dia ada di dekatmu
Tapi kau tak pernah menyadari itu
Dia s'lalu menunggumu
Untuk nyatakan cinta

Sesungguhnya dia adalah diriku
Lebih dari sekedar teman dekatmu
Berhentilah mencari

Karna kau t'lah menemukannya








Akhirnya jadi! Yeayyy! Sumpah ini semeraut banget, gak jelas, EYD-nya berantakan, typo dimana-mana, lebay, alay, dll-__-. Tapi sabodoamatlah. HAHA.
 

Babynemooos Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea