Tokoh – Tokoh Pada Masa Orde Baru
1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Zuhal, MSc, EE
Lahir di Cirebon, Jawa Barat, 5 Mei 1941. Ia seorang ilmuwan
dan mantan Menteri Riset dan Teknologi (ke-6) serta mantan Direktur Utama PLN. Ia
juga dikenal sebagai Guru Besar Elektro Teknik yang menjadi dosen di ITB dan
UI.
M. Zuhal merupakan salah seorang pendorong kuat terwujudnya
Sistem Inovasi Nasional di Indonesia.
2. Wismoyo Arismunandar
Lahir di Bondowoso, Jawa Timur, 10 Februari 1940. Ia adalah
purnawirawan perwira tinggi TNI-AD yang pernah menjabat sebagai KSAD dan
Pangkostrad. Ia juga ditugaskan Soeharto sebagai ketua KONI.
Arismunandar adalah penggerak kekompakan seluruh kepala staf
saat itu termasuk Kapolri.
3. dr. Tjipto Mangoenkoesoemo
Lahir di Jepara, Jawa Tengah, 1886. Ia bersama Douwes Dekker
dan Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Tiga Serangkai.
Tahun 1907, Cipto menulis di harian De Locomotief yang berisi kritikan hubungan feodal maupun kolonial
yang dianggap sumber penderitaan rakyat.
Cipto membuka praktik dokter di Solo. Ia juga mendirikan “Raden
Ajeng Kartini Klub” untuk memperbaiki nasib rakyat.
Tahun 1920, Cipto diasingkan ke Bandung karena dianggap
berbahaya bagi Pemerintah Hindia Belanda. Di Bandung, Cipto kembali membuka
praktik dokter, dan dengan sepedanya ia masuk keluar kampung untuk mengobati
pasien.
Tahun 1927, terjadi pemberontakan komunis. Cipto pun
ditangkap karna melawan pemerintah. Ketika itu, Cipto kedatangan tamu seorang
militer pribumi. Tamu itu mengatakan rencananya untuk melakukan sabotase dengan
meledakkan persediaan mesiu, tapi dia mengunjungi keluarganya di Jatinegara
dahulu dan butuh uang transportasi. Cipto memberinya uang 10 gulden dan
menasehatinya agar tak menyabotase.
4. Prof. Dr.(HC) Ir. R. M. Sedyatmo
Lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, 24 Oktober 1909. Ia salah
satu insinyur sipil Indonesia dan guru besar ITB.
Sedyatmo dikenal karena menemukan “Konstruksi Cakar Ayam”
tahun 1962. Temuannya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda
(Surabaya), landasan bandara Polonia (Medan), dan landasan bandara Soekarno –
Hatta (Jakarta).
Nama Sedyatmo diabadikan sebagai nama jalan bebas hambatan
dari Jakarta menuju bandara Soekarno – Hatta.
5. Ir. Tjokorda Raka Sukawati
Lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931. Ia adalah seorang insinyur
Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan
jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya. Ketika
menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta
itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.
Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret
kasus KKN yang menimpa perusahaan konstruksi itu.
Tjokorda juga pendiri Fakultas Teknik di Universitas
Udayana. Dan mengajar disana.
6. Ir. Wiyoto Wiyono, MSc
Ia adalah penggagas sekaligus perancang pembangunan jalan
layang bebas hambatan terpanjang di Indonesia antara Cawang – Plumpang (Tanjung
Priok). Sekarang namanya dijadikan untuk nama jalan tersebut.
7. Ir. Raden Haji Djoeanda Kartawijaya
Lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Januari 1911. Ia
menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. Lalu menjabat sebagai Menteri
Keuangan.
Sumbangan terbesarnya adalah Deklarasi Djuanda (1957) yang
menyatakan negara kepulauan.
Namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang di Surabaya
yaitu Bandara Djuanda atas jasanya dalam memperjuangkan pembangunan lapangan
terbang tersebut.
Selain itu, diabadikan untuk nama hutan raya di Bandung
yaitu Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, di dalamnya terdapat Museum dan Monumen
Ir. H. Djuanda.
Djuanda juga diangkat sebagai tokoh nasional/pahlawan
kemerdekaan nasional.
8. Ir. Sutami
Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 19 Oktober 1928. Ia adalah
seorang insinyur sipil yang pernah menjabat Menteri Pekerjaan Umum Indonesia.
Ia yang membantu menghitung konstruksi bangunan Gedung
MPR/DPR adalah lulusan Teknik Sipil ITB. Ketika menjadi Direktur Hutama Karya,
ia menjadi pemimpin pusat proyek pembangunan Jembatan Ampera di Sungai Musi,
Palembang. Dia juga memelopori penggunaan konstruksi beton pratekan saat
membangun Jembatan Semanggi.
Nama diabadikan menjadi sebuah waduk di Kabupaten Malang,
yakni Waduk Ir. Sutami.
9. Andi Muhammad Jusuf Amir
Lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1928. Ia
salah satu tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah
kemiliteran Indonesia.
Ia pernah menjabat sebagai Panglima ABRI merangkap Menteri
Pertahanan dan Keamanan. Lalu juga pernah menjabat sebagai Menteri
Perindustrian dan Ketua BPK.
Pada saat Jusuf menjabat sebagai Panglima ABRI, Soeharto cemburu
sama Jusuf, karena Jusuf lebih populer dan diterima baik masyarakat sebab sifat
hangatnya. Lalu mereka perang dingin. Oleh karena itu, Jusuf menjadi Ketua BPK.
Sumber: Wikipedia