KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini yang
berjudul “Upaya Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa”
dengan sebaik mungkin.
Penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu
guru Vivin Elviriana, M.Pd yang telah menuntun penulis selama proses penyusunan
Karya Ilmiah ini.
2. Orang
tua penulis yang telah memberikan dukungan materi dan moral.
3. Teman-teman
kelas IX.6 yang telah menyemangati penulis.
Penulis
menyadari adanya kekurangan dalam menyajikan Karya Ilmiah ini. Atas kekurangan
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca. Terima kasih.
Bekasi,
Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan.................................................................................................... 3
1.4 Metode................................................................................................... 3
1.5 Kegunaan............................................................................................... 4
1.6 Sistematika............................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN
PEMBAHASAN..................................... 6
2.1 Landasan Teori....................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian
Ketergantungan............................................................... 6
2.1.2 Pengertian
Kalkulator....................................................................... 7
2.1.3 Pengertian Siswa............................................................................... 8
2.2 Pembahasan............................................................................................ 9
2.2.1 Sebab – Sebab
Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa...... 9
2.2.2 Akibat
Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa................. 10
2.2.3 Upaya
Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator....................... 12
BAB III PENUTUP........................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
zaman modern ini, laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi
begitu cepat, dan diperkirakan semakin pesat beberapa tahun ke depan. Semakin
banyak para ahli menemukan/membuat penemuan baru. Salah satunya kalkulator.
Kalian tentu sudah tidak asing lagi dengan alat yang bernama kalkulator.
Apalagi di era yang serba berteknologi ini. Kalkulator adalah suatu alat
berukuran relatif kecil namun memiliki manfaat yang sangat besar dalam
melakukan perhitungan, baik perhitungan biasa, perhitungan akuntansi maupun
perhitungan statistik. Kalkulator sudah tersebar di seluruh belahan dunia.
Mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Di
zaman sekarang, kalkulator sering digunakan para pelajar. Alat bantu belajar
bernama kalkulator memang meringankan tugas siswa sekolah. Tetapi apabila
selalu menggantungkan alat tersebut dalam setiap menyelesaikan soal-soal
matematika, justru akan merusak kemandirian anak dalam berhitung. Berdasarkan
sebuah survei penelitian, Weaver (1981) menyimpulkan: "... ketika
kalkulator digunakan dalam berbagai cara diselidiki hingga saat ini seluruh
kisaran agak lebar dari tingkatan kelas dan daerah konten, menunjukkan bukti
bahwa kita tidak memiliki alasan untuk alarm atau prihatin tentang potensi efek
berbahaya yang berhubungan dengan penggunaan kalkulator.. Hal ini terutama
berlaku sehubungan dengan kinerja komputasi .... Jarang ada literatur
penelitian yang begitu jelas dalam hal ini "(hal. 158).
Namun,
Matematikawan asal Malaysia, Prof Dr Noraini Idris, berpendapat kalkulator
memungkinkan mata pelajaran matematika kian menarik karena adanya dorongan
interaksi untuk menyelesaikan permasalahan. Menurutnya, penggunaan kalkulator
memberi kesempatan lebih beragam kepada anak untuk berinteraksi. Sebab mereka
punya waktu ketika menggunakannya untuk menyelesaikan soal matematika ketimbang
jika melakukan perhitungan secara manual.
Sedangkan
menurut pakar pendidikan, Prof Dr Arief Rachman, ada bidang matematika yang
tidak boleh dipelajari dengan bantuan kalkulator. Misalnya perkalian,
pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. ’’Materi ini dimaksudkan untuk melatih
logika anak dalam berhitung. Jika diberi bantuan kalkulator, anak tidak akan
bisa memahaminya dengan baik,’’ kata Arief.
Berdasarkan
survei, seorang guru melaporkan bahwa 5% anak menggunakan kalkulator didalam
pembelajaran Matematika setiap harinya. Dan 21% menggunakan kalkulator setiap
minggunya. Menurut hasil tidak ada dampak negatif yang terlihat.
Sebenarnya
kalkulator itu dapat berguna dengan baik apabila kita tahu cara penggunaanya.
Tetapi kebanyakan anak malah menggunakannya salah jalur. Mereka terus – terus
menerus menggunakan kalkulator itu. Dan akhirnya mereka bergantung pada
kalkulator.
Tahukah
kalian? Bahwa terlalu sering menggunakan kalkulator dapat mempengaruhi
kemampuan berpikir kita. Otak akan menjadi manja dan cepat lelah bila terlalu
dipaksa untuk berpikir keras. Itu juga membuat kalian jadi malas.
Ketergantungan anak pada kalkulator bisa menghambat sikap kritis, aktif, dan
kreatif. Akhirnya tercetaklah sosok manusia berwawasan klise dalam berucap,
bertindak, dan berbuat.
Maka
dibuat Karya Ilmiah ini, sebagai penyadar para siswa, bahwa kalkulator akan
membawa dampak buruk bagi kalian bila kalian tidak tahu aturan pemakaiannya.
1.2 Rumusan Masalah
Jika
ditinjau dari latar belakang diatas, maka dapat di fokuskan masalah pada satu
hal : Bagaimana cara menanggulangi
ketergantuan kalkulator di kalangan siswa?
1.3 Tujuan
Sebenarnya,
tujuan utama membuat Karya Ilmiah ini adalah dalam rangka memenuhi Tugas Bahasa
Indonesia Kelas IX Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Disamping itu penulis
juga ingin melatih kemapuan kebahasaan penulis melalui penyusunan tiap bab dari
Karya Ilmiah ini.
1.4 Metode
Adapun
metode yang penulis gunakan adalah Metode Studi Pustaka. Yaitu, pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mencari, membaca, mengkaji, dan menanalisis
sumber- sumber yang penulis dapatkan dari media cetak, internet, buku, dan
lain-lain.
1.5 Kegunaan
Kegunaan
dari Karya Ilmiah yang penulis susun antara lain :
a. Untuk menyadarkan para pelajar –dan
orang tuanya-.
b. Sebagai bahan contoh untuk pembuatan
Kara Ilmiah lainnya.
1.6
Sistematika
Karya
Ilmiah yang penulis susun, memiliki sistematika sebagai berikut :
a. Penentuan tema :
Pendidikan
b. Penentuan tujuan : Untuk memenuhi Tugas
Bahasa Indonesia Kelas IX Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.
c. Pengumpulan bahan dan sumber : 1)
Intenet
2) Media
Elektronik
3) Dan lain-lain
d. Penyusun kerangka :
1) Kata pengantar
2) Daftar isi
3) Bab 1 : Pendahuluan (menjabarkan latar
belakang dibutnya Karya Ilmiah ini, menjelaskan masalah yang menjadi fokus
Karya Ilmiah ini, dan informasi lainnya mengenai susunan Karya Ilmiah ini).
4) Bab 2 : Landasan teori dan Pembahasan
(memaparkan landasan teori atas masalah pokok, sebab-akibat, dan upaya
penanggulangan masalah tersebut).
5) Bab 3 : Penutup (Memberi kesimpulan
dari seluruh isi materi dan saran untuk pelajar dan orang tuanya).
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1
Landasan Teori
Mengenai
materi ‘Ketergantungan Kalkulator Di Kalangan Siswa’ ada beberapa landasan
teorinya, yaitu pengertian ketergantungan, pengertian kalkulator, dan
pengertian siswa. Berikut penjelasanya.
2.1.1 Pengertian Ketergantungan
Indonesia
adalah negara besar yang sangat berpotensi untuk mengkonsumsi berbagai
teknologi. Sayangnya tingginya potensi konsumsi teknologi di Indonesia
tidak diikuti degan tingginya penciptaan teknologi di dalam negeri, sebagian
besar teknologi yang digunakan datang dari luar negeri. Kondisi demikian
menyebabkan timbulnya ketergantungan teknologi Indonesia terhadap teknologi
dunia luar.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia 3, ketergantungan hampir sama dengan kecanduan.
Yaitu gangguan otak kronis yang dapat melupakan hal-hal lain. Sifat selalu
tergantung terhadap teknologi masa kini membuat kita selalu tidak percaya diri,
manja, malas, dan lain-lain. Dan karena ketergantungan itu anak jadi tidak
terbiasa melakukan sesuatu secara manual.
Jadi,
ketergantungan merupakan suatu kebiasaan terhadap hal yang dianggap berlebihan.
2.1.2 Pengertian Kalkulator
Kalkulator
atau mesin kira merupakan sebuah peranti elektronik yang kecil dan murah yang
digunakan untuk melakukan pengiraan aritmetik asas.
Sedangkan
menurut Wikipedia, mesin hitung atau kalkulator adalah alat untuk menghitung
dari perhitungan sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian sampai kepada kalkulator sains yang dapat menghitung rumus matematika
tertentu.
Penemu
kalkulator pertama di dunia adalah Blaise Pascal. Ahli matematika dan sains
dari Prancis itu berhasil membuat kalkulator roda numerik atau Pascaline. Alat
tersebut menjadi cikal bakal kalkulator modern yang sering digunakan saat ini. Pada
perkembangannya sekarang ini, kalkulator sering dimasukkan sebagai fungsi
tambahan daripada komputer, handphone, bahkan sampai jam tangan.
Jadi
kesimpulannya, kalkulator adalah sebuah alat hitung yang modern, simple dan
mudah dibawa kemana – mana.
Kalkulator
bila dilihat secara umum, penggunaan kalkulator mempunyai fungsi yang boleh
disimpulkan seperti berikut :
1. Memberi
motivasi terhadap pembelajaran matematik secara mendalam dan berterusan;
2. Membekalkan
pelajar cara yang lebih mudah dan berkesan untuk membuat penyelesaian masalah;
3. Membenarkan
soalan yang lebih mencabar dan mendalam yang memerlukan diberikan kepada
pelajar pada peringkat yanglebih awal;
4. Pelajar
berpeluang membuat penerokaan dan aplikasi yang lebih mendalam tentang topik -
topik yang berkaitan;
5. Membolehkan
pelajar mensintesis jawapan melalui ramalan berdasarkan pola - pola yang
diperhatikan;
6. Menggalakkan
murid menguasai saiz dan nilai nombor ( bijak nombor ).
Namun,
ada juga dampak negatifnya, yaitu :
1. Anak
jadi malas
2. Otak
jadi tumpul
3. Anak
jadi tidak mengerti konsep Matematika
4. Anak
akan bergantung pada kalkulator
2.1.3 Pengertian Siswa
Siswa/Siswi
istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Siswa
adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses
dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa
dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social,
pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
2.2
Pembahasan
2.2.1 Sebab – Sebab Ketergantungan
Kalkulator Di Kalangan Siswa
Siswa
yang terlalu bergantung pada kalkulator disebabkan oleh beberapa hal yaitu
sebagai berikut.
a. Tidak
terbiasa sejak dini
Salah
satu sebabnya adalah seorang anak yang tidak membiasakan dirinya menghitung
secara manual sejak kecil dapat mengakibatkan bobroknya kemampuan berpikir
anak. Dia tidak akan mau berpikir cara menyelesaikan persoalan tersebut karena
tidak terbiasa. Hal itu terjadi juga karena faktor kurang perhatian dari orang
tua.
b. Orang
tua yang tidak peduli
Kadang
kala, orang tua lebih mementingkan dirinya sendiri dibanding memperhatikan
perkembangan si anak. Hal itu membuat anak berada diarah yang salah.
c. Guru
yang tidak peduli pada siswa – siswi
Ada
beberapa guru yang membiarkan siswa memakai kalkulator di kelas saat ada pelajaran
perhitungan. Hal itu membuat siswa menjadi melunjak dan keseringan memakai
kalkulator. Ada juga yang terus melanjutkan pelajaran, padahal si siswa belum
mengerti di materi perhitungan sebelumnya. Maka dibutuhkan guru yang peduli dan
disiplin.
d. Tidak
mengerti cara berhitung
Di
Indonesia, masih banyak anak – anak yang belum mengerti cara menghitung.
Seperti pembagian, perkalian, terkadang ada yang tidak tau langkah
menghitungnya. Maka mereka lebih memilih menggunakan kalkulator.
e. Jumlah
angka yang terlalu besar
Akibat
jumlah angka yang terlalu besar, si anak menjadi pusing duluan. Mereka langsung
menyerah, tanpa mencobanya/membiasakannya untuk menghitung dulu. Ada yang
mengatakan itu ribet, ada juga yang bilang kebanyakan angkanya, dan lain –
lain.
f. Tidak
suka pelajaran menghitung seperti Matematika
Sebagian
siswa ada yang membenci Matematika. Mereka sudah lebih dulu menganggap
matematika itu sulit. Bikin otak pusing. Kebanyakan angka-angkalah. Maka mereka
menggunakan kalkulator itu.
2.2.2 Akibat Ketergantungan Kalkulator Di
Kalangan Siswa
Beberapa
akibat dari ketergantungan kalkulator di kalangan siswa :
a. Sulit
mengerjakan soal UN
Siswa
yang selalu menggunakan kalkulator ketika sedang berhitung, cenderung sulit
ketika ia sedang UN. Karena didalam materi UN ada mata pelajaran berhitung,
yaitu Matematika dan Fisika. Meski siswa itu hafal rumusnya, percuma saja bila
kesehariannya selalu menggunakan kalkulator.
Mereka
akan panik bila menghadapi angka – angka disoal tersebut. Karena tidak biasa menghitung
manual. Sekalinya bisapun, mereka menghitung dengan lamban.
b. Malas
berpikir
Kalkulator
mempunyai dampak buruk. Salah satunya, membuat anak tidak mau berpikir. Mereka
tidak mau berpikir untuk mengerjakan soal-soal perhitungan tersebut. Karena ada
yang bilang “Capek ah,” , ada juga yang bilang “Masih jaman ngitung manual, ada
kalkulator kok gak digunain?”, dan lain-lain.
Sebenarnya,
mereka bukan malas, namun terlalu dipengaruhi oleh kalkulator. Otak si anak
sudah diracuni oleh alat tersebut. Sehingga otak menjadi tumpul.
c. Anak
jadi stres tanpa kalkulator
Menurut
Wikipedia, Stres adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani
itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Seorang
anak yang kebiasaan menggunakan kalkulator, ia bisa stres bila tak ada
kalkulator yang membantunya saat mengerjakan tugas materibila tak ada
kalkulator yang membantunya saat mengerjakan tugas materi berhitung. Akhirnya
kalkulator membawa dampak negatif lagi bagi pengguna.
d. Tidak
percaya diri
Menurut
Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri
adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan
kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang
tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada
kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Seperti
seorang anak yang dalam kesehariannya menggunakan kalkulator meski itu soal
sederhana, akan menjadi tidak percaya diri karena takut salah. Sedikit – dikit
takut. Itu sebabnya kalkulator harus diperhatikan dalam penggunaannya.
2.2.3 Upaya Menanggulangi Ketergantungan Kalkulator
Dibawah
ini adalah cara menanggulangi ketergantungan kalkulator :
a. Bimbingan
belajar berhitung pakai sempoa
Pada
tahun 1976 seorang pemikir sekaligus pakar dari Taiwan bernama Chen Shi Cung,
mengadakan suatu riset dan kompilasi mengenai perhitungan sempoa. Sempoa mempunyai
manfaat luar biasa, karena dalam pembelajaran sempoa anak akan menggunakan
kedua belahan otak. Beberapa manfaatnya, antara lain :
a) Dapat
menghitung cepat di luar kepala, hasil yang dapat dilihat langsung dari belajar
sempoa adalah anak dapat menghitung cepat tanpa alat bantu.
Setelah kurang lebih tiga bulan anak yang belajar sempoa masih menggunakan alat
bantu sempoa. Setalah itu, si anak akan diajarkan menggunakan mental, yaitu
membayangkan alat sempoa dalam pikiran saja.
b) Dapat
mengurangi rasa takut terhadap hitungan dan angka yang rumit, hal ini
disebabkan si anak sudah terbiasa dengan angka-angka.
c) Mengembangkan
otak kanan dan otak kiri, selain berlatih berhitung cepat, dalam berhintung
dengan mental anak akan membayangkan sempoa. Proses membayangkan sempoa inilah
yang merangsang otak kanan bekerja.
d) Meningkatkan
kreativitas, hal ini berhubungan dengan perkembangan otak kanan anak. Dengan
berkembangnya otak kanan tersebut diharapkan kreativitas dan imajinasi anak
meningkat.
e) Menstimulasi
dan mengembangkan kemampuan berpikir analitis, dengan berkembangnya otak kiri,
maka daya analisis anak pun akan meningkat.
f) Meningkatkan
daya ingat, dengan perangsangan otak kiri, maka daya kerjanya pun diharapkan
akan meningkat sehingga kemampuan untuk mengingat yang dalam hal ini merupakan
kerja otak kiri dapat meningkat pula.
Orang
tua seharusnya memberi bimbingan pada si anak ketika belajar menghitung. Karena
pada dasarnya, kalkulator dilarang dipakai di kalangan TK, SD, hingga SMP. Beri
mereka cara menyelesaikan soal tersebut melalui sempoa.
b. Dampingi
siswa dalam pembelajaran
Ketika
siswa dihadapi soal berhitung dampangi mereka. Ajarkan secara perlahan tanpa
menggunakan kalkulator. Lama – kelamaan siswa itu akan menjadi terbiasa.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kalkulator
merupakan alat hitung yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Namun,
kalkulator membawa dampak baik dan juga buruk. Bila kalkulator digunakan dengan
semestinya, kalkulator akan sangat berfungsi. Tetapi bila dilihat lebih dekat,
banyak anak yang menggunakan kalkulator berlebihan.
Maka
diperlukan bimbingan belajar bagi siswa yang tidak mengerti materi tersebut dan
perhatian dari orang tua serta guru pengajar dikelas. Supaya kalkulator dapat
berfungsi dengan baik lagi. Tanpa membawa dampak bagi siswa yang mengakibatkan
ketergantungan kalkulator (Mental Kalkulator).
Tulisan
ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengajak orang tua menjauhkan anak dari
kalkulator. Tetapi bagaimana menempatkannya secara proporsional melalui
approach education. Jika anak sedang sakit kepala, kemudian harus mengerjakan
soal matematika yang ditugaskan sekolah, tidak salah jika dibantu dengan
kalkulator. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Sketsa
di atas sekadar melukiskan, kandungan pengetahuan dalam proses jauh lebih
penting ketimbang sekadar output-input. Walaupun belum merupakan barang siap
pakai, ia bisa menjadi sumber referensi yang dahsyat untuk berkreasi,
berimprovisasi, atau berinovasi. (Nasrullah Idris, dari Reformasi Sains
Matematika Teknologi Bandung-32)
3.2 Saran
Beri
latihan soal untuk melatih siswa dan dampingi siswa tersebut. Serta beri
bimbingan belajar pada siswa-siswa.
Singkirkan
kalkulator terlebih dahulu, ketika siswa sedang berlatih. Tapi, jangan sampai
membuat siswa menjadi stres. Diajarkannya secara perlahan – lahan, sampai siswa
benar – benar paham materi tersebut.
Maka
dibutuhkan perhatian dari guru pengajar dikelas. Serta orang tua, karena itu
merupakan hal yang terpenting. Suppaya orang tua mengetahui perkembangan
anaknya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.rinagu.com/2013/01/penggunaan-kalkulator-di-kelas.html
(diakses pada 15 Januari 2014)
http://muhammadsoleh.blogspot.com/2007/11/penyebab-tingginya-ketergantungan.html
(diakses pada 15 Januari 2014)
http://ms.wikipedia.org/wiki/Mesin_kira
(diakses pada 15 Januari 2014)
http://forum.viva.co.id/aneh-dan-lucu/80896-penemu-kalkulator-pertama-di-dunia-blaise-pascal.html
(diakses pada 15 Januari 2014)
http://fresly-hutapea.blogspot.com/2010/09/mental-kalkulator-benar-ga-sih_03.html
(diakses pada 17 Januari 2014)
http://www.gaptekupdate.com/2011/04/boleh-nggak-anak-pakai-kalkulator/
(diakses pada 13 Februari 2014)
http://www.geocities.ws/fmurni/iaaron.html
(diakses pada 13 Februari 2014)
http://sempoadarulathfal.blogspot.com/p/blog-page_5.html
(diakses pada 13 Februari 2014)
http://setiawan-pendidikanmatematika.blogspot.com/2011/04/kalkulator-dan-logika-anak.html
(diakses pada 13 Februari 2014)
0 comments:
Post a Comment
Jangan menggunakan kata-kata yang kasar.
Terima kasih.