ANTROPOMETRI
KURSI LABORATORIUM
Sikap duduk yang
salah menyebabkan adanya masalah – masalah punggung, sebab tekanan pada bagian
tulang belakang akan meningkat pada saat duduk, daripada saat berdiri maupun
berbaring. Oleh karena itu, penggunaan alat bantu seperti kursi, meja, dll
harus sesuai dengan posisi kerjanya.
Permasalahan
antropometri yang akan dibahas mengenai kursi dan meja pada laboratorium.
Berdasarkan
gambar, beberapa mahasiswa tengah melaksanakan praktikum di laboratorium.
Permasalahan yang terjadi adalah kursi dan meja yang digunakan tidak sinkron
tingginya. Bagian kursi terlalu tinggi, tidak sesuai dengan mejanya yang
terlalu pendek. Sehingga ketika ingin menulis, badannya terlalu membungkuk.
Penyelesaian Masalah
Untuk
menyelesaikan masalah pada kasus ini, diperlukan data antropometri statis dan
dinamis. Data bagian tubuh yang diperlukan adalah:
1. TPo ( Tinggi Popliteal )
Definisi :
Tinggi popliteal adalah jarak vertikal dari alas lantai sampai bagian bawah
paha.
Penggunaan :
Data ini berguna untuk menentukan tinggi permukaan duduk dari alas lantai.
Pertimbangan :
Harus memperhatikan kekenyalan penutup alas duduk.
2. PPo ( Pantat Popliteal )
Definisi : Pantat
popliteal adalah jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan
lutut sebelah dalam ( popliteal ) paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut
siku – siku.
Penggunaan :
Data ini berguna untuk menentukan panjang alas duduk.
3. TSD ( tinggi siku duduk )
Definisi :
Tinggi siku duduk adalah jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung
bawah siku lengan atas membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah.
Penggunaan :
Data ini berguna untuk menentukan tinggi meja kerja dari alas.
4. LP ( Lebar Pinggul )
Definisi : lebar
pinggul adalah jarak horizontal dari bagian luar pinggul sisi kiri sampai
bagian terluar pinggul sisi kanan.
Penggunaan :
Data ini berguna untuk menentukan panjang alas duduk.
5. Lebar bahu ke pungung ( LBP )
Definisi : Lebar
bahu ke punggung diukur dari pusat pesendian di bahu sampai punggung
Penggunaan :
Untuk menghitung jangkauan normal terhadap punggung, sehingga dapat diketahui
jarak efektif meja kerja terhadap tubuh
6. JJ ( jangkauan jauh)
Definisi :
Anthropometri dinamis yang mengukur rentang lengan keluar diputar sekitar bahu. Penggunaan : Untuk menentukan panjang dan lebar minimum meja kerja.
7. JN ( jangkauan normal )
Definisi :
Anthropometri dinamis yang mengukur panjang lengan bawah yang berputar pada
bidang horizontal dengan siku tetap.
Penggunaan :
Menentukan letak alat – alat kerja agar berada dalam jangkauan optimum.
Tabel 1.1 Data
antropometri statis
No
|
Bagian
Tubuh
|
Persentil
|
Alasan
|
1.
|
Tinggi
popliteal
|
50
|
Untuk
menghindari adanya penekanan bagian bawah paha oleh alas duduk karena kursi
terlalu tinggi
|
2.
|
Pantat
popliteal
|
50
|
Agar
sandaran dapat diterapkan pada orang yang memiliki kaki panjang maupun pendek
|
3.
|
Tinggi
siku duduk
|
50
|
Apabila
ukuran terlalu rendah, ketika menulis punggung akan membungkuk, maka dipilih
P50
|
4.
|
Lebar
pinggul
|
95
|
Karena
ukuran ini sebagai faktor operasional perancangan, maka dipilih P95
|
5.
|
Lebar
bahu ke punggung
|
95
|
Pemilihan
P95 agar se
|
Tabel 1.2 Data
antropometris dinamis
No
|
Bagian
Tubuh
|
Persentil
|
Alasan
|
1.
|
Jangkauan
jauh
|
95
|
Karena
ukuran ini sebagai faktor operasional perancangan, maka dipilih P95
|
2.
|
Jangkauan
normal
|
95
|
Karena
ukuran ini sebagai faktor operasional perancangan, maka dipilih P95
|
Perancangan
Kursi
Pengguna kursi : mahasiswa usia 19 – 21
tahun.
Desain kursi disesuaikan dengan ukuran
tubuh sesuai persentil yang digunakan.
TPo = 392,5 mm
PPo = 493,5 mm
TSD = 230,0 mm
LP = 392,0 mm
LBP = 174,0 mm
(data berasal dari data antropometri
Indonesia)
Solusi
1.
Menyesuaikan
penggunaan kursi sesuai dengan tinggi meja yang ada, sehingga ketika menulis
tidak harus membungkuk yang menyebabkan pengguna mengalami kelelahan dan
penyakit kifosis.