"Selamat sore, sahabat I-Boom! Jumpa lagi dengan penyiar radio
tercantik sepanjang masa ini hahaha. Oke guys,
jadi sore ini Kayra akan temenin kalian semua yang lagi macet - macetan di
jalan. Hm, hari pertama masuk kantor hari ini jalanan jadi rame banget ya
hahaha.
Oke jadi buat ngilangin kesuntukan kalian sore ini, Kayra puterin lagu dari
Sheila On 7 yang berjudul Hari Bersamanya. Enjoy,
guys!"
Kayra pun segera melepas headset-nya
setelah Juan -bagian dari music director
sekaligus pemilik radio ini- mengancungkan jempolnya. Gadis itu melangkah
menuju sofa yang terletak di sudut ruangan.
Juan menyodorkan sekaleng soda kepada Kayra, "Nih minum dulu,"
"Makasih, Om." Sahut Kayra seraya menerima minuman itu.
"Gimana kuliah kamu, Kay?" Tanya Juan.
"Kayra lagi siapin judul buat skripsi nih, Om. Doain ya Om, biar skripsi
Kayra lancar jaya hehehe," Kayra menyengir lebar.
"Aamiin. Om doain juga biar kamu cepet punya pacar hahaha,"
Kayra cemberut.
"Ih jangan ledekin Kayra terus dong, Om,"
Juan semakin tergelak, "Makanya cari pacar, Kay. Udah 5 tahun
menjomblo nggak bosen? Balikan sama anak Om aja mau nggak?" Juan
menggerling.
"GAK YAA OM GAKK!!" Teriak kesal Kayra.
"HAHAHAHAHA,"
Kayra jadi teringat masa lalunya ketika ia baru masuk SMA.
"Selamat pagi, Adik - adik."
"PAGI, KAAAKK."
"Perkenalkan nama saya Kenzo Putra Haznel. Di
ekskul ini saya menjabat sebagai ketua. Bagi yang berminat menjadi penyiar di
radio sekolah kita, kalian bisa ambil formu-."
"WAAAAA ADA KECOAAAA!" Teriak Kayra tiba -
tiba. Kelas pun jadi ricuh. Kenzo segera menangkap kecoa itu dan membuangnya ke
luar kelas.
"Tenang semua. Duduk di kursi masing -
masing." Perintah Kenzo.
"WAAAHH MY ZOUU MENYELAMATKAN KAYY."
Kenzo melotot saat mendengar ucapan aneh sang adik
kelas. Pria itu memilih untuk tidak menghiraukan Kayra.
"Oke, jadi kalian bisa ambil formulir di stand nomor
12."
"Okee, Kakk." Jawab siswa - siswi baru
serentak.
"OKEE, ZOUUU." Jawab Kayra berbeda dengan
yang lain.
Tanpa mempedulikan teriakan Kayra, Kenzo segera
berlalu dikuti teman - temannya yang lain.
---
Pendaftaran ekskul dibuka. Para murid berhamburan ke
lapangan menuju stand - stand yang diminati. Kayra sendiri memilih untuk ke
stand nomor 12 terlebih dahulu.
"Hai, Zou! Kay mau daftar nih. Mana formulirnya,"
Kayra menjulurkan tangannya.
"Adik Kay, bisa sopan dikit nggak? Tolong
manggilnya pake kata 'kakak', ngerti?" ujar Kenzo sambil berkacak
pinggang.
"No! Jangan panggil Kay dengan sebutan adik.
Panggilnya Kay aja. Kan kita sekarang pacaran." balas Kayra tersipu malu.
Kenzo mendelik.
"Dih, sejak kapan gue nembak lo?" kata Kenzo
seraya memutar bola matanya. Pria ini mulai jengah dengan kehadiran adik
kelasnya yang sedikit kurang waras ini.
"Kamu mah gitu deh," mata Kayra mulai
berkaca - kaca.
"Ehh, jangan nangis dong. Nih formulirnya. Udah
pergi gih. Besok di kumpulin ke mabes ekskul." Kenzo memberikan selembar
kertas pada Kayra.
Gadis itu pun menerima kertasnya dan tersenyum lebar.
"Oke, Zou. Dadahh~" Kayra melambaikan tangan.
Kenzo bergidik ngeri.
Sebulan kemudian.
"Hello, SMAPANDERS. Jumpa lagi dengan kita, Kayra
dan Moza." Sapa dua gadis itu bersamaan saat sedang siaran di radio SMA
Pandu Derma.
"Kali ini Kay sama Moza bakal nemenin kalian yang
lagi pada istirahat." Kata Kayra.
"Nah, udah banyak nih salam - salam dari kalian
yang masuk ke twitter kita." Sambung Moza
"Oke, Kay bacain salam pertamanya. Ada dari
@tomikun95 happy birthday buat Zahra. Semoga ulangan bio-nya sukses.
Aamiin.
Wahh, happy birthday, Zahra!"
"Selanjutnya, Moza bacain salam dari @putrioliv
buat Kak Ray semangat ya latihan basketnya."
"Salam ketiga dari @gadiskecoa, Kay aku tunggu
kamu di rooftop sekolah sepulang nanti.
Cie cie Kayra. Siapa tuh hahaha."
"Ahahahaha." Kayra tertawa.
"Oke, guys. Kita lanjut lagi baca salamnya nanti.
Sekarang Moza puterin lagu dari Jaz berjudul Kasmaran.
Lagu ini buat Kayra dan temen - temen lainnya yang
lagi kasmaran."
---
Kringgg
Bel pulang berbunyi. Murid - murid mulai berhamburan
keluar kelas. Kayra melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah.
Sesampainya di sana, Kayra terkejut melihat balon
helium berbentuk huruf disusun membentuk kalimat 'BE MINE?'
"Hai, Kay. Jadi apa jawaban Kay?" Kenzo tiba
- tiba muncul dari belakang Kayra.
Kayra langsung berbalik dan berlari memeluk Kenzo
erat. "KAY MAAUUUU!!"
Kenzo membalas pelukan Kayra sama eratnya.
"Malam ini kita rayain hari jadi kita ya Kay. Zou
jemput Kay nanti."
"Okee!"
---
Malam pun tiba. Kayra sudah berdiri menunggu Kenzo di
halaman rumahnya.
"Kamu mau main sama siapa sih, Nak?" Tanya
Aira -bunda Kayra- yang muncul bersama suaminya tiba - tiba.
"Eh Bunda Ayah, ngagetin aja deh. Ng... itu...
ng... sama... ng..."
Tin
Suara klakson mengalihkan perhatian orang tua Kayra.
Aduh mati gue. Ayah kan protektif banget. Kok gue bisa
lupa sih. Gerutu Kayra dalam hati.
Si pengemudi motor yang ternyata si Kenzo pun segera
turun. "Malam, Om, Tante." Kenzo mencium tangan orang tua Kayra.
"Malam. Kamu siapa?" tanya Ayah Kayra ketus.
"Saya Kenzo. Saya pacarnya Kayra. Jadi Om, saya
di sini mau mengajak Kayra untuk makan malam bersama. Sekalian saya mau minta
izin Om buat pacarin anaknya.
Om tenang aja, saya anak baik - baik kok. Kita
pacarannya sehat - sehat aja.
Saya akan buktiin kalo saya bisa menjaga anak Om
dengan baik dan nggak akan bikin anak Om nangis." cerocos Kenzo.
Kenzo paham betul sikap protektif dari ayah Kayra ini.
Sikapnya sama seperti dia yang selalu mengintrogasi dulu pacar adik
perempuannya.
"Apa jaminannya?"
"Om bisa pukul saya sepuas Om kalo saya sampai
bikin anak Om nangis," balas Kenzo mantap.
"Ka-"
"Ayah, dari pada keburu malem, mending besok -
besok aja introgasinya. Ayah tenang aja, Kay bakal baik - baik aja. Jadi izinin
Kay pergi ya, Yah." Potong Kayra.
"Oke. Dengan syarat, kamu harus bawa anak saya
pulang sebelum jam 9."
"Siap, Om!"
"Kayra pamit dulu, Yah, Bun."
"Kenzo juga, Om, Tante."
Kayra dan Kenzo mencium tangan Aira dan Bani -ayah
Kayra-. Setelah itu, motor melesat keluar gerbang.
"Kay, pegangan dong. Entar Kay jatuh lho."
Teriak Kenzo.
"Kay pegangan kok. Pegang jok motor yang
belakang." Balas Kayra polos.
Kenzo memelankan laju motornya, kemudian tangan
kirinya menarik lengan kayra menuju pinggangnya.
"Di sini dong Kay pegangnya." Pipi Kayra
memerah karena malu. Kenzo yang melihat hal tersebut hanya terkekeh pelan.
Setelah beberapa menit kemudian, mereka pun tiba di
sebuah cafe beraromakan kopi. Cafe Zioony namanya.
Kenzo menggandeng tangan Kayra, "Ini cafe
langganan Zou."
"Wah keren banget interiornya."
"Yap. Dan menunya di sini itu rasa kopi gitu. Kay
harus cobain roti kering di sini. Enak banget."
"Hm, Kay jadi penasaran deh."
Kenzo tersenyum melihat binar mata Kayra.
-----
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya
Hariku bersamanya
"Haii, guys! Kembali lagi bersama Kayra. Gimana lagunya? Pasti pada
suka dong? Yaiyalah lagu yang di nyanyiin sama Om Duta dan kawan - kawannya
emang selalu jadi favorit di telinga
masyarakat. Nggak bikin bosen musiknya tuh. Hahaha.
Nah, seperti biasa buat temen - temen yang mau kirim salam, atau mau request lagu bisa langsung mention kita di twitter @IBoomradio atau bisa juga SMS ke nomor 081288995467.
Sambil nunggu pesan dari kalian, Kayra akan puterin satu lagu lagi dari
Lyla yang judulnya Lebih Dari Bintang."
Seorang pria yang tengah mengemudi langsung menyambar smartphone-nya di sebelahnya.
Ia segera mengetik sebuah pesan sambil senyum - senyum sendiri.
Kemudian, Kenzo -pria tadi- menekan tombol kirim yang ada pada layar smartphone-nya.
"Kay, Zou nggak bakalan nyerah buat dapetin lo lagi." Gumam
Kenzo.
-----
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Kayra bergegas meninggalkan gedung
tempat siarannya tersebut.
"Om Juan, Kayra pulang dulu ya," pamitnya.
"Iya, Kay. Hati - hati ya. Jangan lupa dateng ke Cafe Zioony malem ini
ya," goda Juan sambil mengedipkan sebelah matanya.
Kayra mendengus, "Apasih, Om?!"
Gadis itu kembali mengingat saat tadi sedang membaca kiriman salam dari
orang - orang.
✉ Hai, Kayra cantik. Semangat ya siarannya! Semoga semakin cantik selalu!
Btw, nanti malem gue tunggu di Cafe Zioony jam 7. See you.
Kayra tau betul siapa pengirim pesan tersebut. Orang yang nggak pernah
lelah gangguin dia.
Bisa saja Kayra tidak datang ke cafe itu, namun apa daya, sebuah SMS masuk
ke smartphone-nya, bahwa ia akan
menyeret Kayra dari kos - kosannya bila Kayra tidak datang juga.
Untung saja akal pikiran Kayra masih berfungsi dengan baik. Dia tidak ingin
membuat keributan di kos - kosannya dengan mendatangkan bintang kampus
itu.
Ya. Pengirim pesan itu termasuk ke dalam kategori bintang kampus sekarang.
"Hahahaha. Yaudah, sana pulang, keburu malem nanti. Mau Om anterin
nggak?" tawar Juan.
"Gausah, Om. Kayra naik angkot aja."
Juan mengancungkan jempolnya. Tak lupa, Kayra berpamitan kepada rekan -
rekannya. Gadis itu pun berlalu.
-----
Sudah hampir setengah jam angkot yang ditunggu Kayra tak datang - datang
juga. Kalau saja smartphone-nya nggak
mati, dari tadi dia pesan ojek online.
"Mana sih angkot?! Pada nggak mau duit apa yak." dengus Kayra.
Tin
Tin
Tin
Kayra hampir terjungkal bila tidak segera berpegangan pada tiang di
sampingnya.
Wah songong betul ni
orang. Batin Kayra geram.
Kayra melangkah menuju mobil yang terhenti di pinggir jalan itu.
Brakk
"WOY! JANGAN BELAGU LO! MENTANG MENTANG MOBIL LO BAGUS TERUS BISA
SEENAKNYA PENCAT - PENCET KLAKSON! UNTUNG KAGA JANTUNGAN GUE." Teriaknya.
Si pengemudi menurunkan kaca mobilnya.
"Hai, Kaykay cantik." Sapa pengemudi sambil menggerlingkan
matanya.
"WHAT?! KENZO!!! NGAPAIN LO DI SINI?!"
"Ya suka - suka Kenzo dong, Kay. Ini kan bukan jalanan milik kakek
moyang Kaykay."
Kayra mengepalkan kedua tangannya kesal. "Argh! Terserah lo!"
Kenzo yang merasa bahwa gadis itu marah pun segera keluar dari mobil.
"Kay! Tunggu!" Kenzo menangkap pergelangan tangan Kayra.
"Apaan sih lo?!" Kayra berusaha melepas genggaman Kenzo. Tapi
percuma saja, tenaganya tidak sekuat tenaga laki - laki ini.
"Kay bareng Zou."
"No! Pergi sono jauh -
jauh!"
Karena geram dengan sifat Kayra yang keras kepala itu, Kenzo pun membopong
Kayra layaknya karung beras.
"HUAAAAAAAAA! LEPASIN! LEPASIN!" Teriak Kayra sambil memukul
punggung Kenzo.
Brukkk
Plak. Kayra secara refleks memukul lengan Kenzo. "Pelan - pelan dong!
Sakit badan gue!"
Kenzo mengelus - elus lengannya yang kena pukulan. "Iya. Maapin Zou ya
Kay." ujarnya sambil tersenyum paksa.
Kayra mendengus.
"Udah ah. Cepet masuk. Terus anter gue pulang."
"Tadi aja nggak mau gue anter. Eh sekarang malah merintah - merintah
gue gini." gumam Kenzo.
Kayra bersedekap. "Heh! Gue denger ya."
"Eh iya maap." Kenzo bergegas menduduki kursi pengemudi.
-----
"STOOOP!"
Ckiiitttttt
Teriakan Kayra menyebabkan Kenzo menginjak pedal rem-nya mendadak.
"Aduhh! Apaan sih, Kay?!" kesalnya.
"Gue turun di sini aja." Kayra pun membuka pintu penumpang. Dia
pun turun dari mobil.
Kenzo jadi buru - buru ikut turun dan segera menahan tangan Kayra.
"Kok gitu sih?! Kan kos - kosan Kay masih lumayan jauh."
Jelas saja masih lumayan jauh. Mereka baru sampai gerbang perumahan tempat
kos - kosan Kayra berada.
"Udah gapapa elah. Sono pergi hush hush," usir Kayra.
Kenzo menghela napas, "Yaudahlah, jangan lupa nanti jam 7 Kay udah
harus ada di tempat janjian kita. Awas aja kalo Kay nggak dateng."
"Iya elah. Sono pergi."
"Oke, Zou pulang dulu ya Kay."
Kayra hanya berdeham.
Mobil tersebut melaju dengan kecepatan normal. Dan akhirnya menghilang di
tikungan jalan.
Kayra melanjutkan langkahnya menuju kos - kosannya berada.
-----
"HAH?! UDAH JAM SETENGAH TUJUH?! MATI GUE!!"
Kayra terbirit - birit menuju ke kamar mandi.
Sesampainya di kosan tadi, gadis itu langsung terlelap karena sangat lelah.
Pasalnya, dari pagi hingga menjelang sore Kayra kuliah. Kemudian langsung pergi
ke gedung siaran.
Dalam waktu 10 menit, Kayra telah selesai membersihkan diri. Kayra segera
mengenakan pakaian.
Berhubung Kenzo mengajaknya ke cafe bukan ke restoran mewah, ia tak perlu
ribet - ribet mengenakan gaun.
Kayra memilih menggunakan celana jeans
hitam serta sweater merah maroon.
Rambutnya digerai biasa. Mukanya hanya dipoleskan bedak tipis dan bibirnya
diberi pelembab supaya tidak kering.
Tak lupa, ia menyambar slingbag
putihnya di meja belajar. Dan mengambil sneakers
putih kesayangannya.
Kayra mengecek ponselnya yang dari tadi tidak berhenti berdering.
20 missed call from Kenzoulek.
5 message from Kenzoulek.
"Wah gila nih orang. Belom ada jam tujuh udah rempong aja." Kayra
takjub.
✉ Sabar. Ini lagi di jalan.
Setelah membalas pesan Kenzo, Kayra mengunci pintu kosnya. Gadis itu
berlari - larian kecil menuju gerbang depan.
Sesampainya di gerbang, Kayra segera memesan ojek online untuk mengantarnya ke cafe tersebut.
Lima menit kemudian, ojeknya pun tiba. Beruntung jarak kosan ke cafe itu
tidak terlalu jauh.
-----
"Makasih ya, Bang." Abang ojek itu mengangguk seraya
tersenyum.
Kayra segera memasuki cafe.
Suasana cafe di sini sangat nyaman. Dengan desain minimalis dan dinding
berwarna putih dan coklat muda. Dilengkapi dengan furniture - furniture lucu. Salah satunya meja dinding yaitu meja
yang tertempel langsung di dinding dipadu dengan dua sofa kecil tanpa senderan
yang saling berhadapan.
Begitu memasuki cafe ini, aroma kopi langsung menyeruak masuk ke dalam
hidung. Ah, cafe ini menyediakan makanan dan minuman dengan bahan dasar kopi.
Seorang pelayan menghampiri Kayra, "Ada yang bisa di bantu,
Nona?"
"Meja atas nama Kenzo di mana ya, Mbak?"
"Mari saya antar."
Kayra mengikuti pelayan tersebut. Setelah sampai, tak lupa Kayra
mengucapkan terima kasih.
"Halo, Kaykay. Ayo sini duduk," ujar Kenzo seraya menarik tangan
Kayra.
"Ngapain sih lo ngajak gue ke sini?!" Ketus Kayra.
"Santai aja dong, Kay. Dulu kan kita juga sering nongkrong bareng
gini." Kenzo mengedipkan matanya.
"Apasih?! Dulu ya dulu. Sekarang udah beda. Siapa suruh lo selingkuhin
gue."
"Sorry. Dulu-"
"Maaf, menginterupsi. Saya mau antar pesanan Nona dan Tuan. Silahkan
dinikmati. Permisi." Suara pelayan memotong ucapan Kenzo.
"Makasih, Mbak." jawab Kenzo.
"Wah, ternyata lo masih inget kesukaan gue dulu," Kayra tertawa
miris.
"Zou nggak mungkin lupa sama kesukaan Kay. Kay selalu makan roti
kering rasa kopi dan coffee latte setiap kita kesini."
Kayra terdiam lalu kembali mengenang ingatan manis itu.
"Zou minta maaf. Zou tau kesalahan Zou dulu fatal banget. Zou juga tau
Kay nggak mungkin nerima Zou lagi. Tapi Zou bolehkan perjuangin Kay lagi? Kay
cukup liat perjuangan Zou aja. Bolehkan Zou masuk lagi ke hati Kay?"
Mata Kayra berkaca - kaca mendengar ucapan Kenzo.
"Zou akan minta izin ayah Kay nanti. Tapi sekarang, Zou tanya Kay, apa
masih ada kesempatan kedua buat Zou?"
Kayra menarik napas perlahan, "Zou tau, Kay takut jatuh lagi. Kay takut
Zou selingkuh lagi." lirihnya.
Sekelebat bayangan masa lalu kembari menghampiri.
"Zou....."
Kayra melotot tak percaya melihat sesuatu di depannya.
Kenzo yang sedang berpelukan dengan entah-siapa-gadis-itu langsung melepaskan
pelukannya.
Kenzo panik saat melihat air mata Kayra yang perlahan
mengalir dari matanya.
"Kay in-"
"Katanya kamu lagi nemenin mama kamu belanja.
Mama kamu masih muda banget ya ternyata."
"Kay-"
"Cukup. Kita putus." Kayra berlari
meninggalkan Kenzo yang berteriak - teriak memanggil namanya.
"Zou ingatkan waktu dulu akhirnya babak belur dipukul ayah Kay? Kay...
Kay takut Zou dipukul lagi."
Air mata Kayra turun membasahi pipinya.
"Kay sayang sama Zou. Kay nggak mau Zou babak belur lagi." Kayra
mulai terisak - isak.
Kenzo menghampiri kursi Kayra dan memeluknya erat. Kayra semakin terisak.
Tangan Kenzo mengelus rambut panjang Kayra. Bibirnya tak henti mengecup puncak
kepala Kayra.
Setelah tangisan Kayra reda, Kenzo melepaskan pelukannya.
Kenzo mengusap kedua pipi Kayra yang basah, ia berkata, "Kay tenang
aja, everything will be okay."
"Jadi? Mmm, masih ada kesempatan kedua buat Zou perjuangin Kay
kan?"
"Selalu ada kesempatan buat Zou." Balas Kayra sambil tersenyum
manis.
Kenzo pun memeluk Kayra lagi dan lebih erat dari sebelumnya. "Thank you, Kaykay." Bisiknya.
Tiba - tiba terdengar suara tepuk tangan meriah. Kenzo dan Kayra segera
melepaskan pelukannya sambil tersenyum salah tingkah. Mereka tidak sadar bahwa
mereka masih ada di cafe ini.
"Cieeeeee," sorak pengunjung cafe. Kenzo dan Kayra tertawa
melihat hal itu.
-----
Dua bulan kemudian.
Saat ini Kayra sedang sibuk - sibuknya mengurus organisasinya di
kampus.
Kayra yang menjabat sebagai sekretaris BEM kampusnya harus begadang membuat
proposal - proposal izin mengikuti demo terkait masalah hak angket KPK.
Sementara Kenzo sibuk dengan skripsinya dan mondar - mandir Bantul - Sleman
untuk meyakinkan ayah Kayra yang belum juga memberikan izin untuk memacari
anaknya.
Hal ini membuat Kayra dan Kenzo jarang bertemu.
Malam pun tiba. Kayra masih bekerja sambilan sebagai penyiar radio. Hari
ini, Kayra mendapat sesi malam untuk siaran.
"Malam, Om Juan." Kayra mencium tangan Juan.
"Malam juga, Kay. Jadi gimana, apa kamu sama temen - temen udah dapet
izin dari pihak kampus buat demo nanti?" Tanya Juan.
Kayra menghela napas lelah, "Belum, Om. Pihak kampus takut kalo
nantinya bakal ada korban. Soalnya kan namanya juga demo, pasti kan
rusuh."
"Om doain biar lancar semuanya. By the way, kamu ikut demo?"
"Pengennya sih gitu, Om. Tapi ayah nggak ngizin. Makanya Kay masih
mikir - mikir dulu."
"Nggak usah deh, Kay. Kamu kan perempuan. Bahaya itu,"
"Kay cuma mau cari keadilan, Om. Meskipun Kay perempuan, tapi Kay
nggak selemah itu, Om."
"Yaudah terserah kamu. Om yakin kalo Kenzo nggak akan setuju kamu ikut
demo."
"Bahkan Kenzo aja nggak ada kabar dari dua hari yang lalu." Kayra
menunduk lesu.
Juan tersenyum misterius.
"Eh udah jam setengah tujuh, Kay. Kamu siap - siap gih,"
Kayra mengangguk dan berjalan menuju tempat siaran. Ia segera mengenakan
headsetnya lalu menghembuskan napas perlahan.
Semangat Kayra. Batinnya.
"Selamat malam, Sahabat I-Boom! Jumpa lagi dengan Kayra. Seperti biasa
kalo sesi malam sama Kayra akan selalu di isi dengan acara 'curhat cantik
bersama Kayra' yeeay!
Nah buat temen - temen semua yang lagi galau, boleh curhat sama Kayra
sekarang. Kayra akan kasih solusi terbaik yang Kayra punya.
Nah buat yang mau curhat silahkan telepon ke nomor 081288995467. Kayra tunggu."
Sementara di tempat lain. Kenzo yang sedang berleha - leha di kasur
langsung terbangun mendengar ponselnya berdering.
"Halo, Pah. Gimana?"
"Kayra baru sampai. Cepet kesini."
"Oke, Pah. Misi berjalan."
Pria ini beranjak dari kasurnya lalu mengambil jaket serta kunci mobilnya
di atas nakas. Tak lupa, ia jemput seseorang terlebih dahulu.
-----
Kring
Kring
"Ada telfon masuk nih, guys. Halo, Kayra di sini, siapa di sana?"
"Halo juga. Zou di sini."
Kayra terdiam sejenak.
"Wah ternyata penelepon kita cowo nih. Hai, Zou. Mau cerita apa
nih?"
"Kay mau nggak jadi teman hidup Zou?"
Kayra terbelalak kaget. Ia diam, bingung mau jawab apa.
"Sekarang Kay lihat ke belakang," sambung Kenzo. Telepon masih
terhubung.
Kayra menoleh ke belakang. Gadis ini terkejut melihat sesuatu di
hadapannya. Ia membungkamkan mulutnya seraya melotot tak percaya.
Di hapadapannya ada Ayah, Bunda, Om Juan dan istrinya, serta Kenzo yang
tengah berlutut sambil menyodorkan sebuah kotak berisi cincin dengan mata berlian.
"Kay mau jadi teman hidup Zou?"
Sambil menahan tangis bahagiannya, Kayra mengangguk cepat, "Kay
mau!"
Kenzo pun berdiri memeluk Kayra. Para orang tua juga saling berpelukan.
Tiba - tiba ada yang berdeham. "Ekhem. Maaf, Pak Juan dan Mbak Kayra.
Ini sambungan radionya masih terpasang lho." Ujar polos salah satu kru di
sana.
Tawa pun menggelegar menyadari hal ini.
"Nggak papa, biar sahabat I-Boom jadi saksi cinta mereka." Sahut
Juan.
-----------